Friday, August 3, 2012

Post Event Release Architects Under Big 3 #28 Jileqa Azman


Jileqa Azman

Pada malam yang dingin dan ditemani cahaya bulan, seorang arsitek muda dari Malaysia, Joey menceritakan perjalanannya sebagai seorang desainer muda dan pencariannya untuk menemukan filosofi desainnya. Pencariannya dalam menciptakan tipologi baru dalam pembelajaran ruang yang mengkolaborasikan berbagai disiplin. Studi ini adalah sebuah manifestasi dari pendidikannya di RMIT, yang membantu perkembangan kolaborasi melalui pengajarannya dan ketertarikan pribadi Joey terhadap berbagai macam studi dalam desain.

Perjalanan pertamanya dimulai di bangku kuliah. Joey bercerita tentang beberapa proyeknya selama kuliah. Proyek - proyek yang dihasilkan Joey merupakan hasil kolaborasi dari berbagai macam disiplin. Joey menunjukkan hasil dari kolaborasi tersebut dan bagaimana mengadaptasinya ke dalam proses arsitektural. Contohnya, Composite Space Design Studio. Ini merupakan kolaborasi antara arsitektur, desain tekstil, aerospace engineering dan mahasiswa sekolah bisnis. Kolaborasi untuk menyelidiki kemungkinan menggunakan composite (material yang digunakan sebagai kulit pesawat terbang - sangat kuat dan ringan) sebagai material konstruksi dan mengambil keuntungan dari karakteristiknya untuk menciptakan ruang.

Joey juga menggunakan pengalamannya dalam eksplorasi desain untuk membentuk konsep dari proyeknya. Hal ini dapat menciptakan kemungkinan akan tipologi baru dalam pembelajaran ruang dalam high-rise melalui pemanfaatan sirkulasi sebagai ruang belajar. Tipologi ruang ini mengijinkan untuk: koneksi visual dan fisik melalui ruang, sirkulasi sebagai ruang belajar, sekolah untuk mempamerkan programnya dan ruang fleksibel yang dapat berganti sesuai fungsinya.

Pengalaman Joey dilanjutkan dengan bekerja di COX Architecture. Selama di COX, Joey menangani proyek bangunan pendidikan. Dia belajar tentang kebutuhan desain bangunan pendidikan dan dasar dalam ruang pembelajaran yang baru. Pada Melbourne University – Eastern Learning Precinct, Joey berusaha menciptakan lanskap dengan ruang pembelajaran dan material yang sesuai untuk furnitur pendidikan. Sedangkan pada Methodist Ladies College, Joey mencoba untuk mendobrak ruang yang ada dan menciptakan ruang kelas yang tidak berhierarkhi.

Joey juga membagi pengalamannya yang sekarang selama di HASSEL Studio sebagai seorang arsitek lanskap. Selain itu, dia juga berbagi tentang proyek pribadinya yaitu mengembangkan sebuah web desain furnitur dan bermain dalam dunia fashion.

Popo Danes - Winartha - Lisana - Rian
Popo Danes sebagai tuan rumah AUB membuka sesi diskusi dengan bertanya kepada Joey, bagaimana cara terbaik untuk memilih material proyek karena di Bali kebanyakan memilih material lokal. Joey pun menjawab bahwa material terbaik adalah material yang sustainable karena desainer harus memikirkan untuk siapa material akan digunakan dan tidak akan membahayakan. Selain itu material lokal dan recycled material juga digunakan karena lebih efisien. 

Penanya kedua adalah Winartha yang bertanya tentang bentuk bangunan Joey yang lebih futuristik/dinamis dan bagaimana itu dapat masuk ke logika strukturnya karena di Bali bentuk dan konstruksi bangunan lebih konservatif. Joey pun menjawab bahwa dengan kolaborasi dari berbagai studi dapat menemukan titik temu antara engineer dan seni.

Penanya ketiga adalah Lisana yang menanyakan alasan Joey memilih judul “Design through Collaboration”. Joey pun menjawab bahwa selama ini dia selalu melakukan kolaborasi dari berbagai macam studi untuk menghasilkan suatu karya yang berbeda. Lisana kemudian bertanya lagi tentang kesulitan terbesar Joey pada proyek Methodist Ladies College. Menurut Joey, kesulitan terbesarnya adalah meyakinkan klien tentang ide – idenya yang sangat berbeda.

Salah satu audiens, Rian sangat tertarik dengan karya – karya Joey karena bentuknya yang modern dan kolaborasi studinya yang dapat menghasilkan karya yang sangat berbeda. Penanya selanjutnya, Angga yang bertanya tentang Joey yang pertama ingin menjadi fashion designer yang kemudian berubah menjadi arsitek. Joey pun menjawab bahwa Popo Danes telah mengubah pola pikirnya tentang seorang arsitek karena Joey melihat dan mengalami kehidupan seorang arsitek melaluinya. Bahkan Popo Danes berkata bahwa seorang arsitek tidak selalu tentang bangunan.

Joey yang selama ini melakukan kolaborasi dari berbagai macam studi berpendapat bahwa eksplorasi dan kolaborasi dari berbagai macam disiplin akan menghasilkan produk desain yang menarik. Kita sebagai desainer seharusnya menyediakan ruang untuk kolaborasi ini yang dapat mendukung perubahan dan perkembangan dari teknologi dan pedagogi.

Acara AUB #28 ditutup dengan pembukaan pameran “Young Architects Generation in Collaboration” yang diprakarsai oleh Popo Danes dan DAV. Pameran ini juga dihadiri oleh beberapa anggota IAI dan OC Archasia 2012. Diskusi pun berlanjut pada pameran. 
Gede Arista, ketua OC Archasia 2012

Suasana Pameran




  

No comments:

Post a Comment