Jileqa Azman |
Pada malam yang
dingin dan ditemani cahaya bulan, seorang arsitek muda dari Malaysia, Joey menceritakan
perjalanannya sebagai seorang desainer muda dan pencariannya untuk menemukan
filosofi desainnya. Pencariannya dalam menciptakan tipologi baru dalam
pembelajaran ruang yang mengkolaborasikan berbagai disiplin. Studi ini adalah
sebuah manifestasi dari pendidikannya di RMIT, yang membantu perkembangan
kolaborasi melalui pengajarannya dan ketertarikan pribadi Joey terhadap
berbagai macam studi dalam desain.
Perjalanan
pertamanya dimulai di bangku kuliah. Joey bercerita tentang beberapa proyeknya
selama kuliah. Proyek - proyek yang dihasilkan Joey merupakan hasil kolaborasi
dari berbagai macam disiplin. Joey menunjukkan hasil dari kolaborasi tersebut
dan bagaimana mengadaptasinya ke dalam proses arsitektural. Contohnya, Composite Space Design Studio. Ini
merupakan kolaborasi antara arsitektur, desain tekstil, aerospace engineering dan mahasiswa sekolah bisnis. Kolaborasi
untuk menyelidiki kemungkinan menggunakan composite
(material yang digunakan sebagai kulit pesawat terbang - sangat kuat dan
ringan) sebagai material konstruksi dan mengambil keuntungan dari
karakteristiknya untuk menciptakan ruang.
Joey
juga menggunakan pengalamannya dalam eksplorasi desain untuk membentuk konsep
dari proyeknya. Hal ini dapat menciptakan kemungkinan akan tipologi baru dalam
pembelajaran ruang dalam high-rise
melalui pemanfaatan sirkulasi sebagai ruang belajar. Tipologi ruang ini
mengijinkan untuk: koneksi visual dan fisik melalui ruang, sirkulasi sebagai
ruang belajar, sekolah untuk mempamerkan programnya dan ruang fleksibel yang
dapat berganti sesuai fungsinya.
Pengalaman Joey
dilanjutkan dengan bekerja di COX Architecture. Selama di COX, Joey menangani
proyek bangunan pendidikan. Dia belajar tentang kebutuhan desain bangunan
pendidikan dan dasar dalam ruang pembelajaran yang baru. Pada Melbourne University – Eastern Learning
Precinct, Joey berusaha menciptakan lanskap dengan ruang pembelajaran dan
material yang sesuai untuk furnitur pendidikan. Sedangkan pada Methodist Ladies College, Joey mencoba
untuk mendobrak ruang yang ada dan menciptakan ruang kelas yang tidak
berhierarkhi.
Joey juga
membagi pengalamannya yang sekarang selama di HASSEL Studio sebagai seorang
arsitek lanskap. Selain itu, dia juga berbagi tentang proyek pribadinya yaitu
mengembangkan sebuah web desain furnitur dan bermain dalam dunia fashion.
Popo Danes - Winartha - Lisana - Rian |
Popo Danes
sebagai tuan rumah AUB membuka sesi diskusi dengan bertanya kepada Joey,
bagaimana cara terbaik untuk memilih material proyek karena di Bali kebanyakan
memilih material lokal. Joey pun menjawab bahwa material terbaik adalah
material yang sustainable karena
desainer harus memikirkan untuk siapa material akan digunakan dan tidak akan
membahayakan. Selain itu material lokal dan recycled
material juga digunakan karena lebih efisien.
Penanya kedua
adalah Winartha yang bertanya tentang bentuk bangunan Joey yang lebih futuristik/dinamis
dan bagaimana itu dapat masuk ke logika strukturnya karena di Bali bentuk dan
konstruksi bangunan lebih konservatif. Joey pun menjawab bahwa dengan
kolaborasi dari berbagai studi dapat menemukan titik temu antara engineer dan
seni.
Penanya ketiga
adalah Lisana yang menanyakan alasan Joey memilih judul “Design through Collaboration”. Joey pun menjawab bahwa selama ini
dia selalu melakukan kolaborasi dari berbagai macam studi untuk menghasilkan
suatu karya yang berbeda. Lisana kemudian bertanya lagi tentang kesulitan
terbesar Joey pada proyek Methodist
Ladies College. Menurut Joey, kesulitan terbesarnya adalah meyakinkan klien
tentang ide – idenya yang sangat berbeda.
Salah satu
audiens, Rian sangat tertarik dengan karya – karya Joey karena bentuknya yang
modern dan kolaborasi studinya yang dapat menghasilkan karya yang sangat
berbeda. Penanya selanjutnya, Angga yang bertanya tentang Joey yang pertama ingin
menjadi fashion designer yang
kemudian berubah menjadi arsitek. Joey pun menjawab bahwa Popo Danes telah
mengubah pola pikirnya tentang seorang arsitek karena Joey melihat dan
mengalami kehidupan seorang arsitek melaluinya. Bahkan Popo Danes berkata bahwa
seorang arsitek tidak selalu tentang bangunan.
Joey yang selama
ini melakukan kolaborasi dari berbagai macam studi berpendapat bahwa eksplorasi
dan kolaborasi dari berbagai macam disiplin akan menghasilkan produk desain
yang menarik. Kita sebagai desainer seharusnya menyediakan ruang untuk
kolaborasi ini yang dapat mendukung perubahan dan perkembangan dari teknologi
dan pedagogi.
Acara AUB #28 ditutup
dengan pembukaan pameran “Young Architects Generation in Collaboration” yang
diprakarsai oleh Popo Danes dan DAV. Pameran ini juga dihadiri oleh beberapa
anggota IAI dan OC Archasia 2012. Diskusi pun berlanjut pada pameran.
Gede Arista, ketua OC Archasia 2012 |
Suasana Pameran |
No comments:
Post a Comment