KEMBALI KE AKAR
Hampir bisa dipastikan bahwa teman - teman yang
pernah dan sedang sekolah arsitektur mendengar dan mengenal Vitruvius. Di
Indonesia, meskipun diduga kuat hanya sedikit saja yang telah membaca dan
mempelajari The Ten Books of Architecture, tetapi memiliki keyakinan yang kuat,
memiliki pemahaman dasar (mindset)
bahwa rumusan Vitruvius itu adalah yang menjadi dasar pikir dalam
berarsitektur. ”Pokoknya, mesti memenuhi firmitas-utilitas-venustas”, itulah yang
menjadikan arsitektur berbeda dari yang bukan arsitektur.
Sementara itu, tidak bisa disangkal bahwa
Indonesia telah memiliki arsitektur yang tersendiri, yang sudah ada sejak dulu
dan dalam banyak hal sangat berbeda dari arsitektur yang disampaikan oleh
Vitruvius. Salah satu keprihatinan itu adalah tumpulnya pengenalan dan
pemahaman atas apa dan siapa arsitektur Indonesia itu. Tidak mengheranakan bila
dalam 1980-an almarhum Rm.Mangunwijaya
lalumenolak perumusan arsitektur yang Vitruvian itu (firmitas-utilitas-venustas), dan menggantinya dengan guna-citra.
Maka dalam presentasi kali ini, kami akan mencoba
meningkatkan kembali kesadaran untuk berarsitektur secara Indonesia dengan
melihat kembali kepada akar kita, Arsitektur
Nusantara, serta bagaimana menerapkannya dalam desain-desain kontemporer
sebagai bentuk pelestariannya di jaman sekarang ini.
Salam,
Satrio dan Yoshua
Friday, November 2nd 2018
Danes Art Veranda
Jl. Hayam Wuruk, No.159
Denpasar - Bali
FREE ENTRY & NO REGISTRATION NEEDED!
No comments:
Post a Comment