Sunday, October 7, 2012

Post Event Release: Architects Under Big 3 #30 Alvindra Adhikresna


“Light + Space = Drama”

Alvindra, Presenter AUB #30
Pada AUB edisi ke-30 ini, menghadirkan seorang lighting designer muda bernama Alvin. Alvin berbagi pengalamannya dalam mendesain pencahayaan. Cerita Alvin dimulai dari bagaimana fungsi pencahayaan itu sendiri. Pencahayaan itu berdasarkan fungsi yang kemudian mengikuti karakter objeknya. Baginya, pencahayaan dapat membantu aktivitas manusia (intensitas) atau bahkan dapat mempengaruhi manusia tersebut itu sendiri (mood).

Light creates space”, pencahayaan dapat membantu persepsi pengguna untuk mendefinisikan ruang tersebut. Pengguna melihat bahwa bagian yang terang tersebut sebagai sebuah ruang. “Layout creates plot”, pencahayaan membantu dalam display sehingga cerita/suasana dapat tersampaikan. “Color creates mood”, pencahayaan dapat memberikan karakter ruang yang berpengaruh pada mood. “Light creates role play”, pencahayaan yang tepat dapat mengarahkan apa yang perlu dilihat atau ditonjolkan. “Display creates scene”, pencahayaan membantu agar display tidak terlihat datar. Oleh karena itu, cahaya yang diperlukan itu tergantung benda atau suasana yang ingin ditonjolkan. Penentuan jenis lampu pun berdasarkan suasana yang diinginkan.

Bagi Alvin, pencahayaan membantu untuk menyampaikan cerita apa yang sebenarnya dari sebuah objek. Baik itu bangunan, interior maupun produk. Pencahayaan inilah yang membentuk persepsi dari pengamat. Hal itulah yang menentukan bagaimana teknis pencahayaan itu. Pencahayaan untuk eksterior tentu akan berbeda dengan interior atau produk.   

Audiens AUB #30
Acara pun berlanjut dengan sesi diskusi. Penanya pertama, Shinta, menanyakan seberapa tergantungkah seorang lighting designer terhadap sebuah merek atau produk tertentu. Menurut Alvin, itu tergantung dari kesukaan dan pengalaman lighting designer itu sendiri. Selain itu, tergantung juga pada kualitas, gaya dan hasil apa yang diinginkan. Penanya kedua adalah Eka yang bertanya tentang karakter desain dari Alvin dan bagaimana fee dari seorang lighting designer. Alvin pun menjawab bahwa dia lebih suka dengan pencahayaan dengan warna kuning dan suasana yang hangat. Sedangkan fee seorang lighting designer berdasarkan luas pekerjaan dan hasil yang diinginkan (biasanya 15 – 20%).

Penanya ketiga adalah Putri yang bertanya tentang ide Alvin dalam menciptakan sebuah produk lampu dengan kombinasi material yang baik. Alvin menjawab bahwa itu tergantung hasil yang diinginkan. Bentuk dan material lampu yang digunakan biasanya tergantung dari eksperimen dan kesukaan desainer. Penanya terakhir adalah Adi, menanyakan tentang pencahayaan ruang luar, agar tetap terang namun tidak silau. Menurut Alvin, ada 3 cara untuk menghasilkan pencahayaan semacam itu, yaitu: sumber cahaya diletakkan sejauh mungkin dari objek, cahaya dapat dipantulkan ke bidang dan terdapat beberapa sumber cahaya sehingga cahaya dapat dipecah – pecah.    

Para Penanya: Shinta, Eka, Putri 
Pencahayaan (lighting) sudah menjadi bagian penting dalam sebuah karya arsitektur. Dengan Pencahayaan kita dapat menambah nilai dari karya arsitektur itu sendiri. Bagaimana pencahayaan dapat berpengaruh terhadap objek secara makro maupun mikro. Bagaimana pengaruh pencahayaan terhadap fasad bangunan, ruang, sampai ke furniture dan produk. Bagaimana pengaruh tersebut akhirnya dapat mempengaruhi visual dan mood penikmatnya.

Bagi Alvin, sebagai seorang lighting designer, dengan pencahayaan, kita juga dapat bercerita tentang sebuah kisah dan menambahkan sedikit drama ke dalamnya.
  

No comments:

Post a Comment