“Light + Space =
Drama”
Alvindra, Presenter AUB #30 |
Pada
AUB edisi ke-30 ini, menghadirkan seorang lighting designer muda bernama Alvin.
Alvin berbagi pengalamannya dalam mendesain pencahayaan. Cerita Alvin dimulai dari
bagaimana fungsi pencahayaan itu sendiri. Pencahayaan itu berdasarkan fungsi
yang kemudian mengikuti karakter objeknya. Baginya, pencahayaan dapat membantu
aktivitas manusia (intensitas) atau bahkan dapat mempengaruhi manusia tersebut
itu sendiri (mood).
“Light creates space”, pencahayaan dapat membantu persepsi pengguna
untuk mendefinisikan ruang tersebut. Pengguna melihat bahwa bagian yang terang
tersebut sebagai sebuah ruang. “Layout
creates plot”, pencahayaan membantu dalam display sehingga cerita/suasana
dapat tersampaikan. “Color creates mood”,
pencahayaan dapat memberikan karakter ruang yang berpengaruh pada mood. “Light creates role play”, pencahayaan
yang tepat dapat mengarahkan apa yang perlu dilihat atau ditonjolkan. “Display creates scene”, pencahayaan
membantu agar display tidak terlihat datar. Oleh karena itu, cahaya yang
diperlukan itu tergantung benda atau suasana yang ingin ditonjolkan. Penentuan
jenis lampu pun berdasarkan suasana yang diinginkan.
Bagi Alvin, pencahayaan
membantu untuk menyampaikan cerita apa yang sebenarnya dari sebuah objek. Baik
itu bangunan, interior maupun produk. Pencahayaan inilah yang membentuk
persepsi dari pengamat. Hal itulah yang menentukan bagaimana teknis pencahayaan
itu. Pencahayaan untuk eksterior tentu akan berbeda dengan interior atau
produk.
Audiens AUB #30 |
Acara pun berlanjut dengan
sesi diskusi. Penanya pertama, Shinta, menanyakan seberapa tergantungkah seorang
lighting designer terhadap sebuah merek atau produk tertentu. Menurut Alvin,
itu tergantung dari kesukaan dan pengalaman lighting designer itu sendiri.
Selain itu, tergantung juga pada kualitas, gaya dan hasil apa yang diinginkan.
Penanya kedua adalah Eka yang bertanya tentang karakter desain dari Alvin dan
bagaimana fee dari seorang lighting designer. Alvin pun menjawab bahwa dia
lebih suka dengan pencahayaan dengan warna kuning dan suasana yang hangat. Sedangkan
fee seorang lighting designer berdasarkan luas pekerjaan dan hasil yang
diinginkan (biasanya 15 – 20%).
Penanya ketiga adalah Putri
yang bertanya tentang ide Alvin dalam menciptakan sebuah produk lampu dengan
kombinasi material yang baik. Alvin menjawab bahwa itu tergantung hasil yang
diinginkan. Bentuk dan material lampu yang digunakan biasanya tergantung dari
eksperimen dan kesukaan desainer. Penanya terakhir adalah Adi, menanyakan
tentang pencahayaan ruang luar, agar tetap terang namun tidak silau. Menurut
Alvin, ada 3 cara untuk menghasilkan pencahayaan semacam itu, yaitu: sumber
cahaya diletakkan sejauh mungkin dari objek, cahaya dapat dipantulkan ke bidang
dan terdapat beberapa sumber cahaya sehingga cahaya dapat dipecah – pecah.
Para Penanya: Shinta, Eka, Putri |
Pencahayaan
(lighting) sudah menjadi bagian
penting dalam sebuah karya arsitektur. Dengan Pencahayaan kita dapat menambah
nilai dari karya arsitektur itu sendiri. Bagaimana pencahayaan dapat
berpengaruh terhadap objek secara makro maupun mikro. Bagaimana pengaruh
pencahayaan terhadap fasad bangunan, ruang, sampai ke furniture dan produk.
Bagaimana pengaruh tersebut akhirnya dapat mempengaruhi visual dan mood
penikmatnya.
Bagi Alvin, sebagai seorang lighting
designer, dengan pencahayaan, kita juga dapat bercerita tentang sebuah
kisah dan menambahkan sedikit drama ke dalamnya.
No comments:
Post a Comment