Tuesday, March 24, 2015

Architects Under Big 3 - Closing The 5th Year - : Architecture Field Trip


Architecture Field Trip
Belajar dari Desa #2 “Buleleng Heritage”

Puri Kanginan
Peken Buleleng
Pemandian Buleleng
Gedong Kirtya
Pura Bale Agung Buleleng
Pura Dalem Buleleng
Sambangan

Saturday, April 04, 2015
Start from 06.00 am
Meet at Danes Art Veranda
Jl. Hayam Wuruk 159 Denpasar

Limited places for serious participant only
For young architects student / professional under 35yo
send your biodata before Sunday, March 29th, 2015
No admission fee
Lunch and snack provided

The selected participant will announced at Monday, March 30th, 2015


“Belajar dari Desa” #2 : Buleleng Heritage

Pada penyelenggaraan acara Architecture Field Trip kali ini bertepatan dengan acara "Belajar dari Desa" Rumah Intaran yang merupakan agenda tahunan yang diadakan oleh Rumah Intaran untuk mengajak kita belajar dari pengalaman - pengalaman di desa.

Untuk "Belajar dari Desa" edisi ke 2 kita akan belajar di kota yang dulunya juga merupakan sebuah desa. Dan umumnya penataan sebuah desa, kita akan belajar dari perempatannya. Kita akan mengunjungi Puri, Pura dan Peken Buleleng. Kita juga akan belajar di Gedong Kirtya, belajar dari Pemandian Buleleng yang semuanya berada di sekitar perempatan.

Acara ini akan langsung dipandu oleh Budayawan Kawakan asal Buleleng : A A Ngurah Sentanu yang akan bercerita banyak hal kepada kita tentang Buleleng. Berikut penjelasan mengenai destinasi kita pada field trip kali ini, untuk memberikan gambaran akan keindahan dan keunikan tempat yang akan kita tuju.
Puri Kanginan Buleleng
Puri Kanginan Buleleng, Singaraja merupakan salah satu Bangunan tua yang ada di Singaraja. Bangunan Puri yang kita temui saat ini dibangun pada masa pendudukan Belanda. Secara fisik Puri kanginan Singaraja dipengaruhi oleh arsitektur belanda, dibangun pada tahun 1928 bersamaan dengan dibangunnya Gedong Kirtya (sebagai perpustakaan lontar di Bali).

Sejarah awal dari Puri Singaraja awalnya dibangun pada pemeritahan Raja Anglurah Pandji Sakti pada tahun 1600-an, sebagai pesangarahan raja untuk beristirahat setelah perang Blambangan. Puri tersebut dibangun di sebuah ladang Jagung, disebelah dari tukad Buleleng. Puri tersebut sebagai cikal bakal kota singaraja kini. Puri singaraja sempat hancur dikarenakan perang dengan pasukan belandan pada pertengahan tahun 1800. Ketika itu terjadi perang hingga daerah Jagaraga (15 Km dari Kota Singaraja). Setelah 1928, Puri singaraja atau yang kini disebut dengan puri Kanginan dibangun pada masa pemerintahan raja I Gusti Ngurah Ketut Djlantik.

Pasar Buleleng
Peken Buleleng adalah sentra perekonomian bagi masyarakat sekitar, bahkan hingga saat kini. Lokasinya berada di sebelah Barat perempatan dan di sebelah Barat Puri Kanginan, namun kini sudah dipindahkan menjadi di sebelah Selatan Puri Kanginan. Peletakan posisi ini merupakan penerapan konsep Perempatan Agung arsitektur Tradisional Bali atau yang biasa disebut "Catus Pata".

Pasar Buleleng merupakaan bagian yang integral dari landasan membangun sebuah kerajaan, atau kota raja. Dimana jika mencoba mencari gambaran menyeluruh dari kerajaan, kehidupan pasarnya patut ditelisik lebih jauh. Serta berusaha untuk mencari kualitas ruang dan juga kualitas yang ada di pasar. Pasar buleleng sendiri merupakan saksi dari adanya pertemuan budaya dari luar.

Pemandian Umum
Kabupaten Buleleng banyak terdapat pemandian-pemandian umum. Hingga kini masyarakat masih memanfaatkannya sebagai sumber air ataupun juga memanfaatkan sebagai pemandian untuk umum.

Museum Gedong Kirtya
Museum Gedong Kirtya merupakan perpustakaan Lontar Pertama yang dibangun di Bali. bangunannya sendiri dibangun bersama dengan Puri Kanginan setelah kekalahan perang pada abad ke-19. Di Museum Gedong Kirtya banyak menyimpan benda-benda bersejarah Buleleng serta Lontar-lontar peninggalan kerajaan Bali. Pengaruh bangunannya sendiri banyak mengadopsi arsitektur Belanda.

Pura Desa Bale Agung Buleleng dan Pura Dalem Buleleng
Pura Desa Bale Agung Buleleng dan Pura Dalem Buleleng merupakan bagian dari Pura Pura Tri Kahyangan yang berlokasi di area "Catus Pata" dekat dengan Peken Buleleng. Dalam filosofi Hindu setiap desa umumnya memiliki tiga pura utama sebagai tempat penyembahan dari perwujudan kuasa Tuhan yang disebut Pura Tri Kahyangan. Ketiga pura itu adalah Pura Desa sebagai tempat untuk pemujaan Dewa Brahma (Sang Pencipta), Pura Puseh sebagai tempat untuk pemujaan Dewa Wisnu (Sang Pemelihara), dan Pura Dalem sebagai tempat untuk pemujaan Dewa Siwa (Sang Pelebur).

Di Pura Desa Buleleng, kita akan lebih banyak mengekplorasi arsitektur Khas Buleleng. Dimana tidak dapat kita temukan di Bali Selatan. Serta mempelajari mengenai tata aturan adat yang tertuang didalam arsitektur tradisionalnya.

Air Terjun Aling – Aling di Desa Sambangan
Berdasarkan komentar di Trip Advisor, Air terjun ini sangat menarik. Air terjun ini terdiri dari tujuh air terjun yang berbeda, dimana dapat dicapai dengan jalan kaki. Air terjun Aling-Aling atau Sambangan ini berada di Wilayah desa Sambangan, Sukasada, Buleleng.

No comments:

Post a Comment