"Perjalanan Sebagai Ruang Pembelajaran"
Dalam setiap perjalanan tentu akan ada cerita-cerita yang menarik dan tidak ada cerita dari perjalanan tersebut yang akan berulang. Semakin banyak cerita yang dimaknai dalam perjalanan memperkaya kita.
Dalam setiap perjalanan tentu akan ada cerita-cerita yang menarik dan tidak ada cerita dari perjalanan tersebut yang akan berulang. Semakin banyak cerita yang dimaknai dalam perjalanan memperkaya kita.
Eka
mendeskripsikan dirinya hanya bagian dari semesta raya yang jauh dari
pergulatan wacana arsitektur terkini di Negeri Indonesia. Ingin sekali
membenamkan diri dalam banyaknya wacana mengenai arsitektur, terlebih
berkeinginan untuk berada di dunia yang penuh dengan konsep, cara berpikir,
bidang, luasan dan lahan. Tidak pula dipungkiri dalam semesta tersebut,
arsitektur di Indonesia ini dipenuhi oleh berbagai pemikiran dan pertautan yang
rumit antara kehidupan lokal, intelegensia, dan juga manusia sebagai subjek
juga objek arsitektur manusia. Cerita perjalanan ini merupakan salah satu
bagian dari menangkap esensi-esensi tersebut.
Bertemu
dengan banyak orang, situasi, dan wacana dalam perjalanan 5 hari di Jakarta,
kota mercusuar dengan nilai kemanusiaan dimana-mana. Jakarta dan kota
sekitarnya bak kuali penuh dengan air masak. Panas, penuh (dengan persaingan),
namun jauh dari pikiran kita kota ini penuh dengan ide, kemanusiaan, dan jauh
dari realitas yang tergambar televisi. Arsitek, Penggiat pariwisata desa,
anggota DPR, mahasiswa arsitektur, dosen, pedagang material bekas, penjaja
makanan dan minuman pinggir jalan, artisan sablon yang hobi berbagi, dan
penjual bahan-bahan makanan di pasar tradisional memilki cerita-cerita yang
yang coba dirangkum dalam cerita perjalanan singkat ini. Pemikiran yang
mendasar dan sederhana tanpa tendensi membuat kita berusaha untuk membaur dan
mengerti jalur pikir ibukota. Dimana ibukota yang dilihat dari jauh lebih kejam
dari ibu tiri tapi menyimpan kualitas-kualitas yang jauh lebih menarik.
Kuali
ataupun panci ini penuh dengan berbagai macam rasa, ragam bumbu, dan cara-cara
untuk menikmatinya. Semuanya begitu cair
dan terkait satu sama lain. Begitu pula perjalanan singkat Eka dan Gede Kresna
(Rumah Intaran). Menemukan berbagai realitas tersebut, bahwa Jakarta tidak
hanya menyimpan polemik yang membuat kita geleng kepala keheranan, dan juga
membuat kita terkagum-kagum akan adaptasi orang yang begitu luar biasa.
Usaha-usaha untuk menemukan esensi kehidupan perkotaan, dan ide terhadap kota itu sendiri juga terdefinisi
dari pertemuan dengan berbagai kelompok orang dengan idenya masing-masing.
Dimana membuat kita di daerah (seperti Bali) juga berpikir tentang solusi hidup
perkotaan kedepan. Bagi arsitek dan berbagai macam spektrum profesinya dapat
berpikir mengenai solusi permasalahan perkotaan.
Tentang
Eka Mulyawan :
I
Putu Eka Mulyawan biasa dipanggil Ekamul, kelahiran Munggu, 23 Oktober 1990. Ia
merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Lulusan arsitektur Universitas
Udayana, Bali yang telah menyelesaikan kuliahnya selama 6 tahun. Di masa-masa
perkuliahan tersebut, banyak bergelut dalam isu-isu kampus, Bali dan nasional.
Pernah menjadi anggota Pers Mahasiswa Akademika Universitas Udayana 2008-2013,
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Udayana 2011-2013, dan juga pernah
aktif di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNL) Denpasar 2009-2012.
Sejak
SMA menyukai jurnalistik, fotografi, organisasi dan bergabung dengan ekstrakurikuler
jurnalistik, Madyapadma SMA Negeri 3 Denpasar. Saat ini lebih tertarik pada
sejarah, budaya, arsitektur dan gerakan pemuda. Kesibukannya kini menjalani
Program 300 hari di Rumah Intaran "Bekerja, Belajar lagi dan Menulis
Buku" di Desa Bengkala, Buleleng, Bali.
Tentang Architects
Under Big 3:
Architects
Under Big 3 (AUB3) diselenggarakan pada Jumat pertama tiap bulan yang dibawakan
oleh arsitek muda berusia di bawah 30 tahun. Dalam kegiatan ini, arsitek muda
diberi kesempatan untuk mempresentasikan karya arsitektur beserta pemikiran
mereka pada publik melalui presentasi non formal yang diteruskan dengan diskusi
santai. Bertempat di Danes Art Veranda, peserta diberi kebebasan untuk memilih
ruangnya sendiri - di halaman, dek, roof top, galeri - dimanapun tempat dimana
mereka rasa paling nyaman untuk berbagi cerita dengan pendengarnya. Melalui
pendekatan ini, arsitek muda beserta ide dan karya arsitekturnya berkesempatan
untuk mendapatkan ruang berkomunikasi dengan khalayak yang lebih luas, baik khalayak
awam arsitektur maupun khalayak arsitektur.
Nama kegiatan : Architects
Under Big 3
Edisi : 62
Jenis kegiatan : Presentasi
dan Diskusi
Pembicara : I
Putu Eka Mulyawan
Hari, Tanggal : Jumat,
05 Juni 2015
Waktu : 19.00
- 21.00 WITA
Lokasi : Danes
Art Veranda, Jl. Hayam Wuruk no. 159 Denpasar 80235 Bali, Indonesia
Telepon : +62-361-242659
Fax : +62-361-242588
Contact Person :
+62-81-238-443-09 (Gian); +62 – 85- 780-1218-68 (Kity)
Issuu : Architects
Under Big 3
Facebook : Architects
Under Big 3
Twitter: @underbig3
No comments:
Post a Comment