Saturday, March 12, 2011

Architects Under Big 3 -Closing The First Year- Architecture Workshop


Architecture Workshop
"Dimanakah Batas Bali?"
Pemateri: Adi Purnomo

Sabtu, 2 April 2011
pukul 08:00 - 17:00 WITA
Danes Art Veranda
Jl. Hayam Wuruk No. 159 Denpasar

Peserta terbatas

Syarat peserta:
1. Peserta workshop terbuka untuk umum dibawah 30 tahun dan tidak dipungut biaya.
2. Peserta bersedia untuk mengikuti workshop secara penuh.
3. Peserta mengirimkan esai sebanyak 200 kata tentang pandangan arsitek muda mengenai arsitektur bali di masa depan sebagai syarat pendaftaran ke alamat email ArchitectsUnderBig3@popodanes.com
4. Pendaftaran ditutup pada hari Rabu, 23 Maret 2011. 

Dimanakah batas Bali?
Mencari sudut pandang pada keseimbangan Bali yang baru

Adi Purnomo 20110311

Satu tahun AUB3, quo vadis?
Menyenangkan melihat komunitas muda semacam AUB3 yang saling berbagi pengetahuan dan pengalaman diantara mereka. Sewaktu ditawari memandu workshop sebagai bagian acara menutup tahun pertama AUB3, saya berpikir tentang suatu yang berpeluang untuk berlangsung terus. Alangkah baiknya jika berbagai kegiatan workshop dan seminar tidak hanya berhenti dengan selesainya kegiatan tersebut. Untuk itu saya menawarkan suatu topik yang sangat luas dan bisa digali dari berbagai macam sudut pandang dan kedalaman. Topiknya adalah pulau Bali sendiri dimana AUB3 berbasis. Harapannya adalah kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan dalam tahun pertama mempunyai suatu arah dan kontribusi pemikiran yang semakin jelas ke depan terhadap Bali. Hasil workshop dan lanjutannya terus menerus bisa menjadi semacam ‘data base’ untuk penelitian-penelitian lebih lanjut. Jika tawaran ini diterima, AUB3 bahkan bisa menjadi salah satu ‘think tank’ perencanaan Bali jika dilakukan dengan serius.

Bali yang terus berubah
Kadang saya bertanya-tanya ke diri sendiri, apa yang akan dilukis Le Mayeur atau Antonio Blanco jika mereka datang ke Bali saat ini? Keselarasan dan keseimbangan alam dengan tata kehidupan Bali saat mereka datang, sepertinya adalah hal yang membuat mereka menetap. Bali sebagai entiti yang seperti itu telah mengundang jutaan orang datang mengunjungi Bali dan sebagian menetap. Bali lalu berhadapan dengan berbagai nilai dan kebutuhan baru. Mau tidak mau Bali akan berubah dari entiti dimana dia menjadi magnet sebelumnya. Apakah Bali mampu menjaga keseimbangannya? Atau apakah bisa diperlihatkan suatu temuan bahwa ada keseimbangan yang terancam atau sudah runtuh? Apa yang bisa kita lihat dan tarik sebagai pelajaran untuk melihat kembali ruang sebagai tempat kehidupan? Sepertinya ini topik yang luas sekali dan akan mampu menggerakkan workshop lanjutan nantinya.

Workshop 20110402
Workshop yang pertama kali diadakan April ini, tidak akan dibawa langsung kedalam suatu hasil rancang ruang melainkan dimulai dari pencarian data dan pemetaan kecenderungan. Tujuannya adalah untuk mencoba mengerti permasalahan yang ada dan sedang dihadapi Bali di masa mendatang. Namun begitu tidak akan menutup kemungkinan bagi peserta yang ingin ‘terburu-buru’ mewujudkannya dalam suatu rancang ruang atas data yang didapatkan. Tidak ada pembatasan dalam sub-topik dan minat yang hendak dikemukakan. Bahkan jika hanya terjadi sebagai suatu kompilasi data pun tidak menjadi masalah karena, hasil itu bisa diteruskan nantinya dan digali menjadi sesuatu yang lain. Workshop ini justru akan menjadi tolok ukur seberapa banyak sebaran minat dan topik yang bisa menjadi perhatian AUB3 di masa depan. Dengan topik yang begitu luas, bisa jadi menjadi sesuatu yang membingungkan atau tidak berfokus. Kita tidak perlu memotret dari isu besar. Kita bisa memulai dari hal yang terjadi sehari-hari saja, untuk kemudian dilacak latar belakang dan permasalahan yang dihadapi atau akan dihadapi nantinya. Dari situ akan mulai terbaca kecenderungan dan hubungan sub-topik satu dengan yang lain. Jika hal ini bisa menjadi agenda kegiatan yang menerus, lama-kelamaan akan mulai terbaca peta secara keseluruhan.

Dibawah ini hanya sekedar membayangkan kemungkinan sub-topik yang muncul.
1. Sepeda motor. Siapa saja yang memakai. Sejak kapan mulai semakin banyak? Bagaimana dia menghubungkan wilayah satu dan lainnya? Adakah suatu implikasi tertentu dari pergerakan banyak sepeda motor ini? Apakah komuter/penglaju menjadi semakin banyak. Apakah ini berhubungan dengan pola kerja?
2. Sawah. Benarkah sawah berkurang? Berganti untuk apa saja kalau berkurang? Apakah perkembangan penduduk dan pendatang berkaitan dengan pengurangan sawah jika memang ada? Atau sebetulnya ditemukan hal lain. Bagamana dengan undang-undang pertanahan yang baru? Jika disimulasikan, apakah bisa terlihat peta masa depan seperti apa?
3. Desa tertinggal. Mengapa yang menjadi keramaian dan magnet hanya tempat tertentu saja? Apakah memang ini suatu strategi besar untuk menyelamatkan lansekap yang lain dengan memadatkan di titik-titik tertentu saja?
4. Kembang Jepun. Seberapa banyak kebutuhan untuk sesaji setiap harinya? Seberapa banyak pohon atau luas tanah yang dibutuhkan. Bagaimana komposisi dengan tanaman lain? Apakah akan terbaca kaitannya dengan lansekap Bali secara keseluruhan?
5. Penjor. Seberapa banyak diperlukan setahunnya? Apakah ini mempengaruhi luasan lahan bambu? Apakah benar mendatangkan dari Banyuwangi.
6. Dsb, dsb.

Pada titik tertentu sub-topik akan mulai terlihat ada atau tidaknya kaitan dengan gambar keseluruhan. Dalam acara tanggal 2 April nanti, saya akan memperlihatkan beberapa pengamatan yang saya lakukan dan peluang untuk menemukan suatu dasar pemikiran dalam gagasan-gagasan terapan.

contact person: Erika Dyah (62 856 381 5117) 

No comments:

Post a Comment