“Bahagia
Lewat Desain”
Rezza, Presenter AUB #29 |
Pada
AUB edisi ke-29 ini, seorang arsitek muda, Rezza, ingin berbagi keasyikannya
dalam mendesain. Bagi Rezza, menjadi seorang arsitek tidak melulu tentang
mendesain bangunan. Desain dapat mengenai berbagai hal. Rezza mulai mencoba –
coba ke berbagai kegiatan kreatif lainnya. Ia menggunakan kemampuan melukisnya
untuk terlibat dalam pembuatan mural. Bersama Mural Gheni, ia menghasilkan
beberapa karya sehingga diliput oleh surat kabar lokal dan masuk sebagai profil
wirausaha muda di bidang industri kreatif.
Audiens AUB #29 |
Rezza
juga mencoba untuk terjun dalam desain pembuatan game sebagai seorang
ilustrator. Ia juga pernah terlibat dalam pembuatan beberapa video musik atau
iklan sebagai seorang sutradara dan ilustrator. Karya pertamanya memenangkan kontes
video yang diselenggarakan oleh majalah Hai, yaitu official video “Melulu” oleh
band ERK. Karya selanjutnya juga berhasil menjadi best animation category dalam 2010 Nu Video Contest yang diadakan
oleh Nu Green Tea. Setelah dicoba, Rezza semakin ketagihan dalam dunia animasi.
Terakhir, Rezza dan timnya berhasil menjadi juara pertama pada Telkomsel Animation Contest.
Rezza
kemudian bercerita tentang dunia arsitekturnya. Pengalaman kompetisi arsitektur
pertamanya, yaitu Sustainable Core House
Design Contest. Konsep rumah ini adalah rumah tumbuh. Pada fase pertama,
rumah sudah dapat dihuni dan hanya menelan biaya 18 juta rupiah. Pada fase
kedua, pengembangan dilakukan secara moduler dengan modul 3m. Area depan rumah
berupa ruang serba guna yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat usaha.
Rezza
juga sempat melakukan wirausaha dengan kemampuan kreatifnya. Mulai dari
mendesain sepatu sampai kursi. Bagi Rezza, sebaiknya jangan pernah menjual
hasil desain kita dengan harga murah.
Selanjutnya,
Rezza bercerita tentang proyek tugas akhirnya, yaitu boutique resort dengan konsep tactility.
Berlokasi di kawasan pariwisata Candi Borobudur, Jawa Tengah. Rezza memaparkan
konsep tactility terdiri dari 3
bagian, yaitu: keindahan, visuality
dan tactility. Tactility adalah konsep keindahan yang didasari referensi perasaan
ternaungi yang hanya dapat dirasakan oleh segenap raga dan indera. Konsep tactility ini kemudian diaplikasikan
pada desain sehingga mampu memberikan pengalaman ruang yang kaya, stimulasi
seluruh panca indera manusia, menghadirkan hubungan emosional manusia dengan
arsitektur dan ruang hidup. Karena arsitektur seharusnya dapat dirasakan sampai
ke relung hati yang paling dalam.
Rezza
juga bercerita tentang International
Skycraper Competition 2010 yang diadakan oleh eVolo magazine. Rezza dan timnya (Indonesian Dream) berhasil menjadi juara kedua dengan “Ciliwung Recovery Project (CRP)”. CRP
bertujuan untuk mengembalikan kondisi lingkungan Sungai Ciliwung. CRP terdiri
dari dari 5 menara. Pada tiap menara terdapat “purifier”, jaringan transportasi, kantor, ruang publik, area rental
dan rekreasi. Melalui sistem baru ini, CRP diharapkan dapat memperbaiki dan
memacu kesinambungan Jakarta.
Rezza
juga sering terlibat menjadi peserta berbagai pameran, seperti “Rumah – Rumah
Tanpa Pintu”, Indonesian Architect Week 2011 dan Pameran Bangunan Peka –
Arsitektur Tanggap Lingkungan bersama Uwe Rieger (Department of Architecture, School of Architecture and Planning,
University of Auckland).
Acara
AUB pun dilanjutkan ke sesi diskusi. Pak Antonio Ismail membuka sesi dengan
tanggapannya terhadap karya – karya Rezza. Secara khusus, Pak Antonio berharap
bahwa proyek CRP dapat dilaksanakan karena rakyat dapat ikut sebagai
penggerakan dalam proses pembersihan. Ibu Laretna Adhisakti (dosen dari UGM)
juga memberikan tanggapan terhadap karya – karya Rezza.
(ki-ka) Ibu Laretna Adhisakti dan Pak Antonio Ismail |
Selanjutnya,
Meili, mahasiswa dari UGM, meminta masukan dari Rezza. Rezza menjelaskan bahwa
harus menikmati proses perkuliahan sebagai mahasiswa. Selain itu, juga ikut
terlibat dalam kompetisi untuk semakin mengasah kemampuan. Menanggapi jawaban
dari Rezza, Ditya, mahasiswa dari Unud, bertanya tentang kesibukan Rezza tapi
masih bisa mengikuti berbagai kegiatan lainnya. Rezza pun menjawab bahwa dia
sangat bahagia ketika mendesain. Karena bahagia, dia selalu berusaha untuk
mencari sela waktu. Menurut Rezza, dengan ikut berbagai kegiatan, dia dapat
bertemu dengan banyak orang dan semakin terpacu untuk menghasilkan desain yang
baik.
Para Penanya: Meili dan Ditya |
Rezza
telah dan masih mencoba segala macam bentuk desain sehingga menjadi ketagihan
untuk terus mendesain. Karena menurut Rezza, desain dapat membuat manusia
menjadi bahagia. Dan ia ingin membuat orang lain bahagia dengan desainnya.
orang baik desainnya baik rejekinya jg baik,..aaaamiiiin
ReplyDelete