Friday, September 7, 2012

Post Event Release: Architects Under Big 3 #29 Rezza Rahdian


“Bahagia Lewat Desain”

Rezza, Presenter AUB #29

Pada AUB edisi ke-29 ini, seorang arsitek muda, Rezza, ingin berbagi keasyikannya dalam mendesain. Bagi Rezza, menjadi seorang arsitek tidak melulu tentang mendesain bangunan. Desain dapat mengenai berbagai hal. Rezza mulai mencoba – coba ke berbagai kegiatan kreatif lainnya. Ia menggunakan kemampuan melukisnya untuk terlibat dalam pembuatan mural. Bersama Mural Gheni, ia menghasilkan beberapa karya sehingga diliput oleh surat kabar lokal dan masuk sebagai profil wirausaha muda di bidang industri kreatif.

Audiens AUB #29
Rezza juga mencoba untuk terjun dalam desain pembuatan game sebagai seorang ilustrator. Ia juga pernah terlibat dalam pembuatan beberapa video musik atau iklan sebagai seorang sutradara dan ilustrator. Karya pertamanya memenangkan kontes video yang diselenggarakan oleh majalah Hai, yaitu official video “Melulu” oleh band ERK. Karya selanjutnya juga berhasil menjadi best animation category dalam 2010 Nu Video Contest yang diadakan oleh Nu Green Tea. Setelah dicoba, Rezza semakin ketagihan dalam dunia animasi. Terakhir, Rezza dan timnya berhasil menjadi juara pertama pada Telkomsel Animation Contest.

Rezza kemudian bercerita tentang dunia arsitekturnya. Pengalaman kompetisi arsitektur pertamanya, yaitu Sustainable Core House Design Contest. Konsep rumah ini adalah rumah tumbuh. Pada fase pertama, rumah sudah dapat dihuni dan hanya menelan biaya 18 juta rupiah. Pada fase kedua, pengembangan dilakukan secara moduler dengan modul 3m. Area depan rumah berupa ruang serba guna yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat usaha.

Rezza juga sempat melakukan wirausaha dengan kemampuan kreatifnya. Mulai dari mendesain sepatu sampai kursi. Bagi Rezza, sebaiknya jangan pernah menjual hasil desain kita dengan harga murah.

Selanjutnya, Rezza bercerita tentang proyek tugas akhirnya, yaitu boutique resort dengan konsep tactility. Berlokasi di kawasan pariwisata Candi Borobudur, Jawa Tengah. Rezza memaparkan konsep tactility terdiri dari 3 bagian, yaitu: keindahan, visuality dan tactility. Tactility adalah konsep keindahan yang didasari referensi perasaan ternaungi yang hanya dapat dirasakan oleh segenap raga dan indera. Konsep tactility ini kemudian diaplikasikan pada desain sehingga mampu memberikan pengalaman ruang yang kaya, stimulasi seluruh panca indera manusia, menghadirkan hubungan emosional manusia dengan arsitektur dan ruang hidup. Karena arsitektur seharusnya dapat dirasakan sampai ke relung hati yang paling dalam.

Rezza juga bercerita tentang International Skycraper Competition 2010 yang diadakan oleh eVolo magazine. Rezza dan timnya (Indonesian Dream) berhasil menjadi juara kedua dengan “Ciliwung Recovery Project (CRP)”. CRP bertujuan untuk mengembalikan kondisi lingkungan Sungai Ciliwung. CRP terdiri dari dari 5 menara. Pada tiap menara terdapat “purifier”, jaringan transportasi, kantor, ruang publik, area rental dan rekreasi. Melalui sistem baru ini, CRP diharapkan dapat memperbaiki dan memacu kesinambungan Jakarta.

Rezza juga sering terlibat menjadi peserta berbagai pameran, seperti “Rumah – Rumah Tanpa Pintu”, Indonesian Architect Week 2011 dan Pameran Bangunan Peka – Arsitektur Tanggap Lingkungan bersama Uwe Rieger (Department of Architecture, School of Architecture and Planning, University of Auckland).

Acara AUB pun dilanjutkan ke sesi diskusi. Pak Antonio Ismail membuka sesi dengan tanggapannya terhadap karya – karya Rezza. Secara khusus, Pak Antonio berharap bahwa proyek CRP dapat dilaksanakan karena rakyat dapat ikut sebagai penggerakan dalam proses pembersihan. Ibu Laretna Adhisakti (dosen dari UGM) juga memberikan tanggapan terhadap karya – karya Rezza.
(ki-ka) Ibu Laretna Adhisakti dan Pak Antonio Ismail
Selanjutnya, Meili, mahasiswa dari UGM, meminta masukan dari Rezza. Rezza menjelaskan bahwa harus menikmati proses perkuliahan sebagai mahasiswa. Selain itu, juga ikut terlibat dalam kompetisi untuk semakin mengasah kemampuan. Menanggapi jawaban dari Rezza, Ditya, mahasiswa dari Unud, bertanya tentang kesibukan Rezza tapi masih bisa mengikuti berbagai kegiatan lainnya. Rezza pun menjawab bahwa dia sangat bahagia ketika mendesain. Karena bahagia, dia selalu berusaha untuk mencari sela waktu. Menurut Rezza, dengan ikut berbagai kegiatan, dia dapat bertemu dengan banyak orang dan semakin terpacu untuk menghasilkan desain yang baik.
Para Penanya: Meili dan Ditya
Rezza telah dan masih mencoba segala macam bentuk desain sehingga menjadi ketagihan untuk terus mendesain. Karena menurut Rezza, desain dapat membuat manusia menjadi bahagia. Dan ia ingin membuat orang lain bahagia dengan desainnya.


1 comment: