"See The World, One Drawing at a
Time"
Achmad & Arief, Presenter AUB3 #34 |
Pada
AUB3 edisi ke-34 ini, menghadirkan sebuah komunitas yang baru terbentuk di Bali
pada 10 November 2012, Urban Sketchers Bali. Sebagai perwakilan dari USkB ini, Achmad
dan Arief menjelaskan bagaimana awal terbentuknya Urban Sketchers. Urban Sketchers adalah hasil buah pemikiran Gabriel
Campanario yang melihat banyak orang berbagi hasil sketsa secara online. Akhirnya
Campanario memutuskan untuk membuat sebuah grup flickr sebagai area pameran.
Pada 6 Desember 2009, akhirnya Campanario mendirikan organisasi non profit
Urban Sketchers.
Urban
Sketchers merupakan sebuah komunitas sketsa yang menjadi tempat untuk berkumpul,
menyalurkan hobi, dan bertukar ilmu. Komunitas ini berusaha menghubungkan
banyak orang di seluruh dunia lewat sketsa dimana mereka tinggal maupun
perjalanan mereka. Ada 8 pokok manifesto Urban Sketchers: mensketsa langsung di
tempat, sketsa yang bercerita, sketsa yang dapat merekam waktu dan tempat,
jujur, menggunakan berbagai macam media, saling mendukung dan berbagi ilmu,
membagikan sketsa karyanya melalui media online, menunjukkan kepada dunia “one drawing at a time”. Komunitas Urban
Sketchers ini telah ada di berbagai negara lainnya. Di Indonesia sendiri, Urban
Sketchers ada di Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Semarang dan tentu
saja Bali.
Audiens AUB3 #34 |
Kedua
presenter ini pun menjelaskan tentang Urban Sketchers Bali. USkB ini pada
awalnya terbentuk karena ada sekelompok orang yang tertarik untuk belajar cat
air bersama di rumah Mas Rudi AO. Berawal dari sinilah, tercetus ide untuk
mensketsa bersama. Apalagi, komunitas semacam ini sudah ada terlebih dulu di
Singapura dan kawasan Eropa lainnya. Arief pun melanjutkan penjelasannya
tentang perlengkapan yang harus dimiliki sebagai seorang Urban Sketchers. Ada
set cat air dan kuasnya, pensil, tinta dan tentu saja buku sketsa.
Aktivitas
dari USkB ini ada workshop (1x dalam sebulan), outdoor live sketch (3x dalam
sebulan) dan outing (1x dalam 2 bulan). Workshop pertama mengenalkan tentang
cat air dan bagaimana menggunakannya, kemudian ada workshop street furniture dan kemudian workshop
yang terakhir adalah human figure. Outdoor
live sketch sendiri sudah dilakukan di beberapa lokasi, seperti: jalan Legian,
renon, pelabuhan Benoa. Arief juga menjelaskan ada tantangan tersendiri juga
jika mensketsa secara langsung, yaitu: cuaca yang tidak menentu, dimanapun dan kapanpun saja walaupun posisi tidak nyaman
dan yang paling menyebalkan adalah objek sketsa yang tiba – tiba menghilang. Walaupun
banyak tantangan, banyak manfaat yang didapatkan dalam mengikuti USkB. Achmad
dan Arief pun menjelaskan bahwa nantinya diharapkan dapat melakukan pameran, menghasilkan
buku, promosi tentang blog dan tentu saja blog.
Acara
pun dilanjutkan ke live sketch oleh Pak Erik. Dalam waktu yg cukup singkat, Pak
Erik membuat sketsa cepat di salah satu spot. Selanjutnya, Pak Erik menjelaskan
bahwa sketsa yang ia buat ini sudah dapat menangkap suasana di spot tersebut. Walaupun
dalam posisi yang tidak enak, dia berhasil membuat sketsanya. Setelah itu, anggota USkB yang lain berbagi hasil sketsa
mereka.
Live Sketch oleh Pak Erik |
Suasana Pameran Sketsa Urban Sketchers Bali |
Very interesting , keep update your blog
ReplyDelete