Saturday, January 18, 2014

Post Event Release : Architects Under Big 3 #45 I Wayan Dian Kurniawan


The Presenter AUB3 #45 I Wayan Dian Kurniawan (Kavi)
I Wayan Dian Kurniawan Putra yang biasa di panggil Kavi membuka diskusi dengan menyebutkan bahwa bekerja di Dubai adalah sebuah keuntungan bagi Kavi, setelah tamat S1 pada tahun 2010, Kavi memulai karir dengan bekerja bersama dosen nya yang memiliki Design Consultant Bina Cipta, proyek pertama Kavi pada saat bekerja di Bina Cipta adalah Taman Begawan, proyek ini merupakan proyek landscape, lalu Kavi mendapat kesempatan pertama kali belajar mengenai villa di proyek kedua nya yakni The Hill Villas, proyek terakhir Kavi sebelum resign adalah Bali International Park, menurut Kavi, ini adalah proyek kontroversial karena setiap Kavi melakukan site visit, Kavi selalu berbenturan dengan warga lokal yang menanyakan kapan tanah mereka akan dibangun dan kapan mereka akan di gusur, hal ini merupakan tekanan bagi Kavi, karena dimata warga lokal sekitar lahan, Kavi adalah orang yang menggusur mereka, dari kejadian ini akhirnya Kavi mengajukan resign dan memulai karir sebagai Free Lance Architect.


Awal karir Kavi sebagai Free Lance Architect, Kavi bekerja sama dengan teman-teman nya dengan mengerjakan proyek bersama, proyek yang di dapat kebanyakan mendisain rumah pribadi, dari kerjasama ini Kavi dapat memperoleh sekitar 500 ribu setiap bulan nya. Beberapa kesulitan ditemukan Kavi, seperti tidak mendapatkan proyek, lalu Kavi mengumpulkan portofolio nya untuk di berikan ke beberapa developer, dari usaha-usaha Kavi untuk mendapatkan proyek, akhirnya munculah ide untuk melakukan promosi lewat social media, Kavi bersama teman nya memutuskan untuk melakukan promosi melalui Facebook dengan akun Kavi Architect dan Karun Architect.

Dari promosi melalui Facebook, Kavi dan teman nya mendapat respon dari seseorang Interior Design dari Bogor namun berkarir di Dubai yang mencari seorang arsitek, setelah berkomunikasi lebih lanjut Kavi melakukan tes, tes yang dilalui Kavi adalah pengerjaan proyek, seorang Interior Design dari Bogor ini yang pada akhirnya sekarang menjadi bos-nya ingin mengetahui kemampuan Kavi dalam hal timing untuk mengerjakan satu proyek. Setelah 3 bulan Kavi berhasil menyelesaikan proyek tersebut, akhirnya Kavi bersama teman nya di terima untuk bekerja di Dubai, namun pada saat penerimaan tersebut, teman Kavi tidak bisa berangkat ke Dubai karena harus mengambil kesempatan lain untuk mengikuti tes CPNS. Akhirnya Kavi mengurus keberangkatan nya sendiri, dengan bermodal menjual motor nya seharga 8 juta untuk mengurus Visa, akhirnya Kavi memberanikan diri untuk berangkat ke Dubai dengan berbekal 5 juta rupiah saat itu, namun menurut Kavi dia beruntung mendapat atasan orang Indonesia dan sangat baik, fasilitas tempat tinggal untuk Kavi sudah disediakan oleh perusahaan tempat Kavi bekerja di Dubai.

Selama bekerja di Dubai, ada beberapa proyek yang ditangani Kavi, salah satunya ada proyek High Rise Pola Building dari Jakarta, Indonesia. Untuk proyek selanjutnya Kavi dipercaya oleh atasan nya untuk mendisain bentuk bangunan sendiri dan pemilihan material dalam proyek Grand Ghaya Hotel di Dubai, Kavi mengolah konsep bangunan ini dengan ide bentuk bangunan mengambil dari logo hotel. Proyek proyek Kavi selanjutnya sebagian besar adalah private house (villa), menurut Kavi, private house di Dubai disebut sebagai villa karena private house disana mempunyai fasilitas lengkap seperti kolam renang, dan style bangunan rumah yang ada di Dubai lebih ke arah spanish, arabic, mediteranian dan klasik. Kavi juga mendapat pengalaman dalam mendisain private house di Dubai tidak sembarangan dan harus memiliki proporsi antara kepala dan badan bangunan.  Selama Kavi berkarir di Dubai, Kavi berpendapat bahwa klien yang Kavi tangani selalu tidak memikirkan dalam hal budget, ada salah satu proyek interior yang ditangani oleh Kavi menggunakan cat gold yang benar benar berasal dari emas. Selama Kavi di Dubai, Kavi masih sering menerima permintaan membuat karikatur dari teman teman nya di Indonesia, baik tema pernikahan maupun ulang tahun.

Ki-Ka : Nano, Arya, Kiki

Acarapun berlanjut ke sesi diskusi. Pertanyaan pertama datang dari Kiki yang bertanya mengenai perbedaan atmosfer kerja di Indonesia dan Dubai. Kavi menanggapi dengan berpendapat bahwa suasana kerja di Dubai sama dengan di Bali, perbedaan nya ada di jam kerja, bila di Bali jam kerja adalah jam 8 pagi hingga jam 6 sore, di Dubai jam kerja tidak ditentukan, pegawai disana bebas datang jam berapa saja, namun hal tersebut tergantung tempat bekerja masing masing dan juga tergantung atasan, di tempat Kavi bekerja di beri kebebasan agar tidak merasa tertekan.

Kiki kembali mengajukan pertanyaan tentang apakah di Dubai mereka terbuka dengan pengaruh arsitektur dari luar. Kavi menanggapi dengan berpendapat bahwa di Dubai mereka sangat terbuka dan ingin segala sesuatu ada di Dubai, tapi mereka masih melakukan pengaturan mengenai area area tertentu, Kavi memberikan contoh tentang rumah traditional di daerah Kaimah, di daerah tersebut masih banyak rumah traditional dan daerah tersebut masih mempertahankan budaya aslinya. Arsitek di Dubai banyak yang menyelesaikan studi nya di luar Dubai, sehingga ketika mereka kembali ke Dubai, mereka akan membawa style baru dalam bangunan yang merupakan pengaruh dari tempat mereka belajar arsitektur.

Pertanyaan ketiga datang dari Arya yang bertanya mengenai apa pendapat Kavi mengenai arsitektur di Dubai. Kavi menanggapi dengan pendapat bahwa arsitektur di Dubai lebih kepada menerima semua perkembangan teknologi yang datang ke negara tersebut, di Dubai mereka ingin semua nya ada, penduduk di Dubai menurut Kavi adalah orang yang bersemangat, mereka dapat membuat Dubai yang dulu tidak terlihat di mata dunia menjadi di pandang pada saat ini, Dubai menyekolahkan penduduk nya ke luar seperti Eropa dan Amerika agar mereka dapat kembali dengan ilmu yang bermanfaat untuk mengembangkan Dubai.

Pertanyaan terakhir datang dari Nano mengenai bagaimana perbandingan gaji di Dubai dan pola hidup nya, apakah sebanding. Kavi menanggapi dengan memberikan penjelasan bahwa gaji yang diterima Kavi di Dubai dalam mata uang Dirham, gaji Kavi pertama kali saat bekerja di Dubai adalah 2200 Dirham (sekitar Rp. 6.600.000), Kavi menjelaskan bahwa hidup disana bisa dengan uang Rp. 2.000.000 per bulan dan harga mobil bekas disana Rp. 5.000.000, harga barang di Dubai murah karena di Dubai tidak ada tax, dan ketika bekerja sebagai arsitek, Kavi memperoleh bagian 2 – 2,5% dari fee design  seluruhnya.

Kavi menutup diskusi dengan kesimpulan jangan takut untuk mencari pengalaman baru khususnya ke luar negeri sebelum kita ingin membangun negeri kita sendiri.

The Audience AUB3 #45

No comments:

Post a Comment