The Presenter AUB3 #45 I Wayan Dian Kurniawan (Kavi) |
I Wayan Dian Kurniawan Putra yang biasa di panggil Kavi
membuka diskusi dengan menyebutkan bahwa bekerja di Dubai adalah sebuah
keuntungan bagi Kavi, setelah tamat S1 pada tahun 2010, Kavi memulai karir
dengan bekerja bersama dosen nya yang memiliki Design Consultant Bina Cipta,
proyek pertama Kavi pada saat bekerja di Bina Cipta adalah Taman Begawan,
proyek ini merupakan proyek landscape, lalu Kavi mendapat kesempatan pertama
kali belajar mengenai villa di proyek kedua nya yakni The Hill Villas, proyek
terakhir Kavi sebelum resign adalah Bali International Park, menurut Kavi, ini
adalah proyek kontroversial karena setiap Kavi melakukan site visit, Kavi
selalu berbenturan dengan warga lokal yang menanyakan kapan tanah mereka akan
dibangun dan kapan mereka akan di gusur, hal ini merupakan tekanan bagi Kavi, karena
dimata warga lokal sekitar lahan, Kavi adalah orang yang menggusur mereka, dari
kejadian ini akhirnya Kavi mengajukan resign dan memulai karir sebagai Free
Lance Architect.
Awal karir Kavi sebagai Free Lance Architect, Kavi
bekerja sama dengan teman-teman nya dengan mengerjakan proyek bersama, proyek
yang di dapat kebanyakan mendisain rumah pribadi, dari kerjasama ini Kavi dapat
memperoleh sekitar 500 ribu setiap bulan nya. Beberapa kesulitan ditemukan Kavi, seperti tidak mendapatkan proyek, lalu Kavi mengumpulkan portofolio nya untuk di
berikan ke beberapa developer, dari usaha-usaha Kavi untuk mendapatkan proyek,
akhirnya munculah ide untuk melakukan promosi lewat social media, Kavi bersama
teman nya memutuskan untuk melakukan promosi melalui Facebook dengan akun Kavi
Architect dan Karun Architect.
Dari promosi melalui Facebook, Kavi dan teman nya
mendapat respon dari seseorang Interior Design dari Bogor namun berkarir di
Dubai yang mencari seorang arsitek, setelah berkomunikasi lebih lanjut Kavi
melakukan tes, tes yang dilalui Kavi adalah pengerjaan proyek, seorang Interior Design dari
Bogor ini yang pada akhirnya sekarang menjadi bos-nya ingin mengetahui kemampuan Kavi dalam hal timing untuk mengerjakan
satu proyek. Setelah 3 bulan Kavi berhasil menyelesaikan proyek tersebut,
akhirnya Kavi bersama teman nya di terima untuk bekerja di Dubai, namun pada
saat penerimaan tersebut, teman Kavi tidak bisa berangkat ke Dubai karena harus mengambil kesempatan lain untuk mengikuti
tes CPNS. Akhirnya Kavi mengurus keberangkatan nya sendiri, dengan bermodal menjual
motor nya seharga 8 juta untuk mengurus Visa, akhirnya Kavi memberanikan diri
untuk berangkat ke Dubai dengan berbekal 5 juta rupiah saat itu, namun menurut Kavi dia
beruntung mendapat atasan orang Indonesia dan sangat baik, fasilitas tempat
tinggal untuk Kavi sudah disediakan oleh perusahaan tempat Kavi bekerja di Dubai.
Selama bekerja di Dubai, ada beberapa proyek yang
ditangani Kavi, salah satunya ada proyek High Rise Pola Building dari Jakarta,
Indonesia. Untuk proyek selanjutnya Kavi dipercaya oleh atasan nya untuk
mendisain bentuk bangunan sendiri dan pemilihan material dalam proyek Grand
Ghaya Hotel di Dubai, Kavi mengolah konsep bangunan ini dengan ide bentuk
bangunan mengambil dari logo hotel. Proyek proyek Kavi selanjutnya sebagian
besar adalah private house (villa), menurut Kavi, private house di Dubai
disebut sebagai villa karena private house disana mempunyai fasilitas lengkap
seperti kolam renang, dan style bangunan rumah yang ada di Dubai lebih ke arah
spanish, arabic, mediteranian dan klasik. Kavi juga mendapat pengalaman dalam
mendisain private house di Dubai tidak sembarangan dan harus memiliki proporsi
antara kepala dan badan bangunan. Selama
Kavi berkarir di Dubai, Kavi berpendapat bahwa klien yang Kavi tangani selalu
tidak memikirkan dalam hal budget, ada salah satu proyek interior yang ditangani
oleh Kavi menggunakan cat gold yang benar benar berasal dari emas. Selama Kavi di Dubai, Kavi masih sering menerima
permintaan membuat karikatur dari teman teman nya di Indonesia, baik tema
pernikahan maupun ulang tahun.
Ki-Ka : Nano, Arya, Kiki |
Acarapun berlanjut ke sesi diskusi. Pertanyaan pertama
datang dari Kiki yang bertanya mengenai perbedaan atmosfer kerja di Indonesia
dan Dubai. Kavi menanggapi dengan berpendapat bahwa suasana kerja di Dubai sama
dengan di Bali, perbedaan nya ada di jam kerja, bila di Bali jam kerja adalah
jam 8 pagi hingga jam 6 sore, di Dubai jam kerja tidak ditentukan, pegawai
disana bebas datang jam berapa saja, namun hal tersebut tergantung tempat
bekerja masing masing dan juga tergantung atasan, di tempat Kavi bekerja di
beri kebebasan agar tidak merasa tertekan.
Kiki kembali mengajukan pertanyaan tentang apakah di
Dubai mereka terbuka dengan pengaruh arsitektur dari luar. Kavi menanggapi
dengan berpendapat bahwa di Dubai mereka sangat terbuka dan ingin segala
sesuatu ada di Dubai, tapi mereka masih melakukan pengaturan mengenai area area
tertentu, Kavi memberikan contoh tentang rumah traditional di daerah Kaimah, di
daerah tersebut masih banyak rumah traditional dan daerah tersebut masih
mempertahankan budaya aslinya. Arsitek di Dubai banyak yang menyelesaikan studi
nya di luar Dubai, sehingga ketika mereka kembali ke Dubai, mereka akan membawa
style baru dalam bangunan yang merupakan pengaruh dari tempat mereka belajar
arsitektur.
Pertanyaan ketiga datang dari Arya yang bertanya mengenai
apa pendapat Kavi mengenai arsitektur di Dubai. Kavi menanggapi dengan pendapat
bahwa arsitektur di Dubai lebih kepada menerima semua perkembangan teknologi yang datang ke negara tersebut, di Dubai mereka ingin semua
nya ada, penduduk di Dubai menurut Kavi adalah orang yang bersemangat, mereka
dapat membuat Dubai yang dulu tidak terlihat di mata dunia menjadi di pandang pada saat ini,
Dubai menyekolahkan penduduk nya ke luar seperti Eropa dan Amerika agar mereka
dapat kembali dengan ilmu yang bermanfaat untuk mengembangkan Dubai.
Pertanyaan terakhir datang dari Nano mengenai bagaimana
perbandingan gaji di Dubai dan pola hidup nya, apakah sebanding. Kavi menanggapi
dengan memberikan penjelasan bahwa gaji yang diterima Kavi di Dubai dalam mata
uang Dirham, gaji Kavi pertama kali saat bekerja di Dubai adalah 2200 Dirham
(sekitar Rp. 6.600.000), Kavi menjelaskan bahwa hidup disana bisa dengan uang
Rp. 2.000.000 per bulan dan harga mobil bekas disana Rp. 5.000.000, harga
barang di Dubai murah karena di Dubai tidak ada tax, dan ketika bekerja sebagai
arsitek, Kavi memperoleh bagian 2 – 2,5% dari fee design seluruhnya.
Kavi menutup diskusi dengan kesimpulan jangan takut untuk
mencari pengalaman baru khususnya ke luar negeri sebelum kita ingin membangun
negeri kita sendiri.
The Audience AUB3 #45 |
No comments:
Post a Comment