Diskusi
kali ini bersama Ninin di adakan di area garden Popo Danes Architect, Ninin
membuka diskusi dengan memperkenalkan diri sebagai alumni Institut Teknologi
Sepuluh Nopember tahun 2012 dan memberikan penjelasan bagaimana Ninin bersama
rekannya memulai Bank Sampah, Bank Sampah Bina Mandiri bermula pada tahun 2010,
Ninin bersama rekannya mendirikan Bank Sampah pada waktu mereka masih di bangku
kuliah, Ninin menjelaskan inti dari kegiatan Bank Sampah adalah mengumpulkan
sampah kering dan dikonversikan dalam rupiah dan uangnya disimpan dalam bentuk
buku tabungan, kegiatan Bank Sampah dimulai dengan sosialisasi tentang nilai
penting Bank Sampah kepada warga kampung yang ditargetkan dan pelatihan
kerajinan, Ninin juga mengadakan pembinaan ke sekolah dan kampus. Saat ini Bank
Sampah memiliki 13 orang karyawan, kelompok yg bergabung ada 120 titik, dan
jumlah nasabah saat ini mencapai 300 orang, Bank Sampah Bina Mandiri yang Ninin
bina berada di titik bratang lapangan dan beroperasi setiap hari dari jam 8 pagi – 5 sore.
Hingga
saat ini Bank Sampah untuk setiap bulan tonase nya mencapai 30 ton sampah
kering, dan total transaksi mencapai 75 jt per bulan. Ninin menjelaskan dulu
Ninin pada masa kuliah senang ikut kegiatan masyarakat di BEM, kegiatan yang
Ninin ikuti adalah program kampung binaan, Ninin menemukan inspirasi dari
nternet mengenai Bank Sampah di Jogja, dan diterapkan di program kampung
binaan, latar belakang Ninin mnerapkan Bank Sampah adalah melihat dari kondisi
lingkungan sekitar ITS, banyak sampah, dan banyak ibu ibu tidak ada pekerjaan.
Menurut Ninin Bank Sampah dapat mengakomodasi kesuliatn mereka, serta dapat
meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, dengan mereka
mengumpulkan sampah yang mereka hasilkan sendiri, dan disetor ke Bank Sampah,
lalu uangnya dapat disimpan dan dipergunakan sendiri dengan baik, selain lingkungan
menjadi bersih, menurut Ninin masyarakat dapat manfaat ekonomis dari sampah dan
lebih sejahtera.
Menurut
Ninin, untuk mengurangi sampah, langkah pertama adalah mereduksi penggunaan
sampah, seperti membawa tas dan saputangan, sehingga mengurangi penggunaan tisu
dan tas kresek, kalau tidak bisa mereduksi langkah selanjutnya dengan recycle, dan
bila recycle tdk bisa, langkah terakhir adalah reuse, itu merupakan langkah
terakhir karena ujung nya akan menjadi sampah lagi
Sisi
arsitektural dari Bank Sampah menurut ninin ada pada Pengelolaan Limbahnya, pengolahan
limbah yang terintegrasi, seperti pemisahan limbah cair, organik dan anorganik,
agar pemukiman tidak hanya rapi dan estetis namun juga bersih dan
mensejahterakan masyrakat nya, bila pemukiman sudah bersih, sedikit demi
sedikit dapat meningkatan kualitas hidup orang yang bertempat tinggal, dan
menurut Nini, tugas seorang Arsitek adalah dapat membuat tempat tinggal yang
dapat mensejahterakan orang yang tinggal di rumah/ lingkungan tersebut.
Secara
umum sampah yang di kumpulkan oleh Bank Sampah Bina Mandiri ada beberapa jenis
yakni botol, kertas, beling, besi,
aki, selang, kepingan CD, kardus, dan plastik. Setelah masyarakt menyerahkan
sampah ke Bank Sampah, mereka akan mendapatkan buku tabungan yang berisi jumlah
dari harga sampah yang mereka serahkan, menurut Ninin ada beberapa bentuk simpanan
yakni simpanan lebaran, rekreasi, reguler dan pendidikan, untuk simpanan pendidikan
hanya dapat diambil pada tahun ajaran baru, Ninin menjelaskan bahwa ini hanya
efek ekonomi, hal yang paling mendasar adalah semangat warga untuk memilah dari rumah tangga, dan
mengumpulkan sampah agar lingkungan lebih baik dan bersih. Target Bank Sampah
adalah mereduksi sampah anorganik 7-14 ton per minggu.
Pada
Tahun 2014, Bank Sampah sudah masuk program kementrian, sehingga setiap tahun
diadakan Rapat Kerja Nasional dari kementrian lingkungan hidup untuk mebahas tentang
Bank Sampah.
Diskusipun
berlanjut ke tahap tanya jawab,
pertanyaan pertama datang dari Caroline, Caroline bertanya perihal keuntungan
yang didapat oleh Bank Sampah berasal darimana dan digunakan untuk kegiatan apa
saja oleh Bank Sampah. Ninin menjawab dengan penjelasan bahwa sampah yang Bank
Sampah kumpulkan akan di jual kembali ke pabrik, keuntungan dari hasil
penjualan sampah tersebut digunakan untuk gaji pegawai dan uang bensin. Ninin
juga menjelaskan Bank Sampah ini adalah kegiatan Sociopreneurship, yakni
kegiatan eneterpreneur dimana Ninin tetap berusaha mendapatkan keuntungan serta
kegiatan sosial dimana nini memberikan reward dari mereka yang sudah konsisten
memilah dan mengumpulkan sampah di Bank Sampah Bina Mandiri.
Pertanyaan
kedua datang dari Fani, Fani bertanya perihal spot spot di Surabaya untuk bisa mengumpulkan sampah. Ninin
menjelaskan dengan di Surabaya selatan terdapat di Bratang Lapangan, di area rungkut terdapat di rusun pandugo
penjaringan, SDN rungkut menanggal dan rungkut barata.
Pertanyaan
ketiga datang dari Andre, Andre menanyakan perihal apakah selama Bank Sampah
berdiri pernah menerima sampah dari bekas bangunan, material dan apakah pernah
terpikir untuk membuat seperti Ridwan Kamil untuk mendirikan bangunan dr barang
recycle. Ninin menjelaskan bahwa dulu Ninin pernah di ajak kerjasama dengan Mahasiswa
Universitas Petra Surabaya, dari sampah gragal dan paving2 bekas, sistemnya,
mereka menyuplai dari Bank Sampah Bina Mandiri, desain dari Petra. Ninin
menjelaskan bila pihak Bank Sampah yang menghandle dari proses mengumpulkan
hingga proses desain belum bisa untuk saat ini , dikarenakan masih kekurang
sumber daya .
Pertanyaan
keempat datang dari Tita, Tita menanyakan mengenai kesulitan yng paling berarti
di hadapi Ninin selama mendirikan Bank Sampah. Ninin menjelaskan bahwa waktu
pertama merintis Ninin bersama tim Bank Sampah dianggap kompetitor oleh para pengepul,
Bank Sampah dianggap sebagai pengepul model baru, dan sering mendapat kiriman
misteri, seperti botol yang berisi air seni, dan boneka voodo. Para pengepul
tersebut berpikir Bank Sampah telah mengambil nafkah mereka. Namun akhrnya Ninin bersama tim nya
dapat mengatasi masalah tersebut dengan merangkul mereka dan mendatangi markas mereka, mengadakan
komnikasi supaya lebih damai, dan menjelaskan bila menyerahkan sampah ke Bank
Sampah Bina Mandiri harganya lebih bersaing, Ninin menyadari mereka adalah kompetitor
namun harus tetap rangkul.
No comments:
Post a Comment