Friday, May 11, 2018

Architectural Inspiration : “WHY EVERY DESIGN SHOULD BE UNIQUE ?”


Press Event Release Architects Under Big 3 #96
Jery Yasa and Gede Jayantara

"Bangunan Tertinggi di Indonesia Timur"
Mengawali Architect Under Big 3 tahun ke-9 edisi ke-96 ini menghadirkan dua arsitek muda Bali lulusan Universitas Udayana. Jery Yasa dan Gede Jayantara menceritakan pengalamannya dalam mengikuti sayembara arsitektur. Mereka menceritakan tiga karya terbaiknya, yang salah satunya merupakan mendapatkan juara dua. Peserta AUB3 kali ini dihadiri sebanyak 50 peserta, diantaranya ada Bapak Baskoro Tedjo arsitek dan teman-teman dari Seminyak Design Week datang untuk melihat presentasi dari Jery dan Gede.
Presentasi pertama diawali oleh arsitek Jery Yasa menceritakan sayembara Rumah 1 Are yang diselenggarakan oleh IYA (Indonesian Young Architect), Desainnya terpilih untuk masuk pada pameran 1 Are House. Konsep rumah yang dituangkan dalam designnya berawal dari profesi klien yang merupakan chef, yang mempunyai hobi fotografi surfing dan sangat menyayangi anjingnya. Sehingga dari hal tersebut arsitek Jery Yasa mendapatkan inspirasi untuk dituangkan dalam desain, namun dengan lahan yang terbatas, ruang-ruang dibagi menjadi tiga area dengan konsep “Full Course”- konsep ini sangat unik karena sesuai dengan profesi klien.

Sayembara Desain Rumah 1 Are oleh Arsitek Jery Yasa dan Team
Selanjutnya pengalaman yang dibagikan arsitek Jery Yasa yaitu, dalam mengikuti sayembara di Negara Sinegal di wilayah Sedhio, sayembara ini ditujukan untuk mendesain Cultural Center di Sedhio. Yang didesain oleh Jery dan timnya (Angga Iswara, Japa Wibisana, Fildzah Handiani). Konsep kali ini terinspirasi dari kebudayaan yang berada di Sedhio, Mulanya mereka mengidentifikasi  karakter  site yang sudah disediakan oleh penyelenggara, mereka hanya bisa mengandalkan foto-foto dan google maps dalam menghayati karakter site tersebut, juga informasi mengenai budaya, suku, kota, dan arsitekturnya, yang didapat dari google. Setelah mendapatkan inspirasi, maka terdapatlah konsepnya yaitu “Shade of Sedhiou”. Konsep ini sangat menarik, karena mereka mendapatkan ide dari bayangan sinar matahari yang sesuai dari tujuan bangunan Cultural Center memberikan tempat bagi masyarakat sedhiou untuk melestarikan dan mengembangkan budaya mereka

Sayembara Desain-Kaira Looro - Architecture For Peace - Cultural Center 
Presentasi selanjutnya dijelaskan oleh arsitek Gede Jayantara, yang kali ini menceritakan pengalamannya bersama timnya (Wayan Winarta, Bhakti Raharjo, Jery Yasa, Rangga Baskara) dalam mengikuti Sayembara Desain Gedung New Balaikota dan DPRD Kota Makassar”. Untuk menemukan kosep yang unik, Gede beserta timnya menganalisa SWOT (Strength, Weakness, Oppurtunity, Threats), yang berada sekitar site di Makassar, maka didapatlah beberapa data yang bisa dijadikan sebagai inspirasi dalam merancang konsep. Ada beberapa hal yang menarik yang Gede dan timnya temukan, yaitu berbagai budaya, alat transportasi, kebiasaan masyarakat Makassar, semangat dan kebanggan Kota Makassar, sehingga dibuatlah konsep “Balla Ratea” yang singkat, luas, simbolik, gampang diingat dan menunjukan identitas Kota Makassar. 


Begitulah perjalanan yang Jery Gede beserta timnya lakukan untuk mendapatkan desain terbaik, karena dengan memahami karakter dari site, budaya, arsitektur local, akan menjadikan setiap bangunan yang kita desain akan menjadi unik, dan sesuai dengan penggunannya. Setelah presentasi dilanjutkan dengan beberapa diskusi, salah satu pertanyaan yang mearik ditanyakan oleh Bapak Baskoro Tedjo yang merupakan arsitek sekaligus Dosen Institut Teknologi Bandung (ITB), yaitu “Dalam mendesain seorang arsitek harus menginjakkan kakinya di site untuk menghayati suasana, karakter pada site, karena jika tidak, arsitek tidak akan benar-benar merasakan suasananya. Nah, bagaimana cara Jery dan Gede menghayati karakter pada site apabila tidak ke site?”. Jery dan Gede tertawa sejenak, lalu menjawab, “Kami berusaha menghayati karakter, suasana, dan potensi site dengan  cara melihat dari google maps, dan mendapat cerita mengenai Makassar, arsitektur, budaya, pride masyarakat makassar, moto, dan berbagai macam lainnya dari teman yang berasal Makassar, sehingga kami cukup memahami kondisi, suasana, sebagai orang Makassar.”
Setelah sesi diskusi selesai, dilanjutkan dengan penyerahan Sertifikat oleh Program Manager AUB 3 ke pembicara, yang diikuti dengan foto Bersama.












No comments:

Post a Comment