Oryza
mengikuti sebuah program yang mengundang orang-orang yang bergelut pada bidang
seni dan arsitektur dalam kawasan Asia diprakarsai oleh seorang star-chitec dunia Tadao Ando yang
bernama Osaka Invitational Program for
Short – Term Overseas Trainees in Architecture and Art, menjadi sebuah
titik tolak bagi Oryza untuk memperkaya wawasan dan membuka mata terhadap
perkembangan dunia arsitektur di luar Indonesia.
Jepang
menjadi sebuah pembelajaran yang menarik dalam perjalanan kehidupan profesi
Oryza. Karya-karya arsitek Tadao Ando yang terkenal akhirnya dapat dinikmati
dan dipahami secara “live” tidak
hanya dalam buku ataupun dunia maya. Oryza pun menjelaskan 4 contoh karya Ando,
yaitu Chikatsu-Asuka Museum, Sayamaike
Historical Museum, Westin Awaji Yumebutai dan Water Temple.
Salah satu
kegiatan lainnya di program ini yaitu menjadi internship di sebuah biro ternama Takenaka Corporation. Di biro ini Oryza dapat merasakan bagaimana atmosfir kerja yang terjadi di dalamnya.
Oryza juga terlibat dalam pembuatan konsep proyek
Lab Endo Lighting. Walaupun dengan keterbatasan bahasa dan proses kerja
yang tidak sama, Oryza mampu mengatasinya dan menghasilkan sebuah karya
bersama.
Cerita pun
dilanjutkan dengan kunjungan Oryza ke Namba
Park dan Kyoto Preservation District.
Menurut Oryza, kunjungan ini menambah wawasannya tentang sejarah dan kebudayaan
masyarakat setempat.
Audiens AUB #26 |
Pada AUB
kali ini, hadir juga Eka Swadiansa (presenter AUB #23). Eka yang juga teman
kuliah dari Oryza menanggapi dengan berbagi pengalamannya ketika berada di
Takenaka. Eka bercerita bahwa semakin lama akan semakin sedikit proyek yang
diterima oleh arsitek. Walaupun sedikit tapi proyek itu akan berskala besar,
maka kita harus mulai belajar untuk bekerjasama dengan orang dari berbagai
macam profesi.
Eka Swadiansa, presenter AUB #23
Oryza
berkata bahwa pengalamannya di Jepang yang paling berharga dan dapat
diimplementasikan ke arsitektur Indonesia khususnya Bali adalah cara Ando dalam
mendesain yang sesuai dengan konteks (baik itu konteks site, masyarakat dan
budaya). Selain itu, belajar dan memahami “space”
itu akan menghasilkan desain – desain yang lebih menarik. Efisiensi dan
disiplin desain juga merupakan salah satu hal menarik yang dapat dipelajari.
Di akhir
ceritanya, Oryza mengungkapkan ketika belajar menjadi orang Jepang dengan waktu
yang singkat ini akan menjadi pengalaman
yang sangat berharga. Semoga pengalaman ini dapat membantu memperkaya informasi
dan mendorong rekan-rekan untuk mengambil setiap kesempatan yang ada, bahkan
kesempatan kecil sekalipun.
No comments:
Post a Comment