Friday, June 1, 2012

Post Event Release Architects Under Big 3 #26 Oryza Angga Irawan

Seorang arsitek memiliki cerita perjalanan hidup atau karirnya sendiri. Setiap orang memiliki peluang yang berbeda-beda. Ada yang perlu berusaha keras untuk “terlihat” dan ada juga yang “kebanjiran”. Dalam hal ini Oryza sebagai seseorang yang sedang menikmati proses itu akan berbagi mengenai perjalanannya melalui celah sempit di balik rimbunnya aktivitas profesi sehari-hari. Sebuah kesempatan yang mengejutkan dan tanpa disangka berhasil diraih oleh Oryza yang dibagikan kepada 50 audiens.


Oryza Angga Irawan
Oryza mengikuti sebuah program yang mengundang orang-orang yang bergelut pada bidang seni dan arsitektur dalam kawasan Asia diprakarsai oleh seorang star-chitec dunia Tadao Ando yang bernama Osaka Invitational Program for Short – Term Overseas Trainees in Architecture and Art, menjadi sebuah titik tolak bagi Oryza untuk memperkaya wawasan dan membuka mata terhadap perkembangan dunia arsitektur di luar Indonesia.

Jepang menjadi sebuah pembelajaran yang menarik dalam perjalanan kehidupan profesi Oryza. Karya-karya arsitek Tadao Ando yang terkenal akhirnya dapat dinikmati dan dipahami secara “live” tidak hanya dalam buku ataupun dunia maya. Oryza pun menjelaskan 4 contoh karya Ando, yaitu Chikatsu-Asuka Museum, Sayamaike Historical Museum, Westin Awaji Yumebutai dan Water Temple.

Salah satu kegiatan lainnya di program ini yaitu menjadi internship di sebuah biro ternama Takenaka Corporation. Di biro ini Oryza dapat merasakan bagaimana atmosfir kerja yang terjadi di dalamnya. Oryza juga terlibat dalam pembuatan konsep proyek Lab Endo Lighting. Walaupun dengan keterbatasan bahasa dan proses kerja yang tidak sama, Oryza mampu mengatasinya dan menghasilkan sebuah karya bersama.

Cerita pun dilanjutkan dengan kunjungan Oryza ke Namba Park dan Kyoto Preservation District. Menurut Oryza, kunjungan ini menambah wawasannya tentang sejarah dan kebudayaan masyarakat setempat.


Audiens AUB #26
Pada AUB kali ini, hadir juga Eka Swadiansa (presenter AUB #23). Eka yang juga teman kuliah dari Oryza menanggapi dengan berbagi pengalamannya ketika berada di Takenaka. Eka bercerita bahwa semakin lama akan semakin sedikit proyek yang diterima oleh arsitek. Walaupun sedikit tapi proyek itu akan berskala besar, maka kita harus mulai belajar untuk bekerjasama dengan orang dari berbagai macam profesi.


Eka Swadiansa, presenter AUB #23

Oryza berkata bahwa pengalamannya di Jepang yang paling berharga dan dapat diimplementasikan ke arsitektur Indonesia khususnya Bali adalah cara Ando dalam mendesain yang sesuai dengan konteks (baik itu konteks site, masyarakat dan budaya). Selain itu, belajar dan memahami “space” itu akan menghasilkan desain – desain yang lebih menarik. Efisiensi dan disiplin desain juga merupakan salah satu hal menarik yang dapat dipelajari.  

Di akhir ceritanya, Oryza mengungkapkan ketika belajar menjadi orang Jepang dengan waktu yang singkat  ini akan menjadi pengalaman yang sangat berharga. Semoga pengalaman ini dapat membantu memperkaya informasi dan mendorong rekan-rekan untuk mengambil setiap kesempatan yang ada, bahkan kesempatan kecil sekalipun.

No comments:

Post a Comment