Saturday, March 2, 2013

Post Event Release: Architects Under Big 3 #35 Cokorda Agung Pramanayogi


"Film, Community and Architecture"


Presenter AUB3 #35, Cok Gung Pramanayogi

Pada edisi kali ini, AUB3 menghadirkan seorang arsitek yang juga seorang movie maker, Cok Gung. Cok Gung bercerita mengenai bagaimana film, komunitas dan arsitektur dapat saling berhubungan dan dapat menjadi sebuah inspirasi bagi satu sama lainnya.

Cok Gung pun menjelaskan bahwa media audio visual (dapat berupa video, animasi, film, stop motion) dapat membantu kita untuk mempelajari dan memahami arsitektur. Penyampaian ide – ide desain pun akan semakin mudah karena orang – orang akan lebih mudah menangkapnya. Cok Gung pun memberi contoh, ketika ia kesulitan untuk menyampaikan ide desainnya. Ia pun membuat film tentang idenya itu. Ia kemudian merekam penjelasan dari dosennya agar orang lain tidak salah kaprah tentang idenya itu. Jika ada orang yang belum paham, film ini dapat diulang berulang kali hingga orang itu dapat paham.


Bagi Cok Gung, film merupakan sebuah cara untuk bertemu orang – orang dan komunitas kreatif. Berkat film - lah, Cok Gung bertemu dengan berbagai komunitas yang ada, saling berbagi dan saling menginspirasi satu sama lainnya. Berkat film juga, Cok Gung akhirnya terlibat dalam kehidupan masyarakat dan semakin mendalaminya. Ia merekam suasana dan ruang yang tidak dapat dilihat secara biasa sehingga orang lain dapat melihat sisi lain dari kehidupan masyarakat ini.

Audiens AUB3 #35

Cok Gung pun melanjutkan ceritanya, ketika mengikuti “The 39th Ship for South East Asian Youth Program (SSEAYP) 2012”. Berkat film dokumenter pendek yang dibuatnya, ia berhasil lolos menjadi peserta SSEAYP. Melalui program ini, ia berkeliling ke 6 negara (Jepang, Vietnam, Thailand, Singapura, Indonesia, Brunei) dengan menggunakan kapal Fujimaru dan bertemu dengan orang – orang kreatif dari berbagai negara lainnya.

Para Penanya, Mika & Ricky
  
Acara pun berlanjut ke sesi diskusi. Penanya pertama, Mika yang bertanya kapan pertama kalinya Cok Gung menemukan passion – nya sebagai seorang movie maker. Cok Gung bercerita tentang pertama kali ia tertarik dengan film karena dikenalkan oleh temannya saat SMA. Selanjutnya ia membuat film pertamanya dan sempat vakum. Namun, setelah masa vakumnya, Cok Gung semakin giat membuat film – film yang lain.

Penanya selanjutnya adalah Ricky. Ricky bertanya tentang pernyataan Cok Gung mengenai mengembangkan kreasinya sendiri. Cok Gung pun menjelaskan bahwa setelah lulus, ia tidak langsung bekerja. Ia memilih untuk berkreasi sendiri, membuka wawasannya dengan berinteraksi dengan orang – orang dan komunitas kreatif. Walaupun bermula dari hal sepele, mengobrol dan berdiskusi, akhirnya muncul inspirasi yang dapat berguna. Contohnya, seperti komunitas Movart yang dirintisnya bersama teman – temannya.

Osa pun ikut menanggapi pernyataan Cok Gung. Sebenarnya esensi dari sebuah perjalanan itu hanya dapat dipahami oleh orang yang mengalaminya sendiri. Tapi orang lain akan mendapatkan inspirasi dari esensi perjalanan itu. Inspirasi inilah yang akhirnya menggerakan sebuah dunia kreatif yang baru, baik mengenai arsitektur maupun bidang yang lain.

Cok Gung pun menutup AUB3 edisi ini dengan berpesan bahwa kita tidak boleh berhenti bermimpi. Cobalah untuk mewujudkan mimpi kita masing – masing dan kembangkan kreasi kita sendiri. Bagi Cok Gung, mimpinya adalah membuat film. Film sebagai media berarsitektur, memahami ruang lainnya yang tidak bisa dilihat maupun dirasakan secara singkat. Karena film, membantu kita untuk merasakan ruang arsitektur dari sisi lain.  

No comments:

Post a Comment