Architecture Field Trip
Belajar dari
Desa #2 “Buleleng Heritage”
Puri Kanginan
Peken Buleleng
Pemandian Buleleng
Gedong Kirtya
Pura Bale Agung Buleleng
Pura Dalem Buleleng
Sambangan
Saturday, April 04, 2015
Start from 06.00 am
Meet at Danes Art Veranda
Jl. Hayam Wuruk 159 Denpasar
Limited places
for serious participant only
For young architects student / professional under 35yo
For young architects student / professional under 35yo
Join us at ArchitectsUnderBig3@popodanes.com
send your
biodata before Sunday, March 29th, 2015
No admission
fee
Lunch and snack
provided
The selected
participant will announced at Monday, March 30th, 2015
“Belajar
dari Desa” #2 : Buleleng Heritage
Pada penyelenggaraan acara Architecture
Field Trip kali ini bertepatan dengan acara "Belajar dari Desa" Rumah
Intaran yang merupakan agenda tahunan yang diadakan oleh Rumah Intaran untuk
mengajak kita belajar dari pengalaman - pengalaman di desa.
Untuk "Belajar dari Desa"
edisi ke 2 kita akan belajar di kota yang dulunya juga merupakan sebuah desa.
Dan umumnya penataan sebuah desa, kita akan belajar dari perempatannya. Kita
akan mengunjungi Puri, Pura dan Peken Buleleng. Kita juga akan belajar di
Gedong Kirtya, belajar dari Pemandian Buleleng yang semuanya berada di sekitar perempatan.
Acara ini akan langsung dipandu oleh Budayawan
Kawakan asal Buleleng : A A Ngurah Sentanu yang akan bercerita banyak
hal kepada kita tentang Buleleng. Berikut penjelasan
mengenai destinasi kita pada field trip kali ini, untuk memberikan gambaran
akan keindahan dan keunikan tempat yang akan kita tuju.
Puri Kanginan Buleleng
Puri
Kanginan Buleleng, Singaraja merupakan salah satu Bangunan tua yang ada di
Singaraja. Bangunan Puri yang kita temui saat ini dibangun pada masa pendudukan
Belanda. Secara fisik Puri kanginan Singaraja dipengaruhi oleh arsitektur
belanda, dibangun pada tahun 1928 bersamaan dengan dibangunnya Gedong Kirtya
(sebagai perpustakaan lontar di Bali).
Sejarah
awal dari Puri Singaraja awalnya dibangun pada pemeritahan Raja Anglurah Pandji
Sakti pada tahun 1600-an, sebagai pesangarahan raja untuk beristirahat setelah
perang Blambangan. Puri tersebut dibangun di sebuah ladang Jagung, disebelah
dari tukad Buleleng. Puri tersebut sebagai cikal bakal kota singaraja kini.
Puri singaraja sempat hancur dikarenakan perang dengan pasukan belandan pada
pertengahan tahun 1800. Ketika itu terjadi perang hingga daerah Jagaraga (15 Km
dari Kota Singaraja). Setelah 1928, Puri singaraja atau yang kini disebut
dengan puri Kanginan dibangun pada masa pemerintahan raja I Gusti Ngurah Ketut
Djlantik.
Pasar Buleleng
Peken
Buleleng adalah sentra perekonomian bagi masyarakat sekitar, bahkan hingga saat
kini. Lokasinya berada di sebelah Barat perempatan dan di sebelah Barat Puri
Kanginan, namun kini sudah dipindahkan menjadi di sebelah Selatan Puri
Kanginan. Peletakan posisi ini merupakan penerapan konsep Perempatan Agung
arsitektur Tradisional Bali atau yang biasa disebut "Catus Pata".
Pasar Buleleng
merupakaan bagian yang integral dari landasan membangun sebuah kerajaan, atau
kota raja. Dimana jika mencoba mencari gambaran menyeluruh dari kerajaan,
kehidupan pasarnya patut ditelisik lebih jauh. Serta berusaha untuk mencari
kualitas ruang dan juga kualitas yang ada di pasar. Pasar buleleng sendiri
merupakan saksi dari adanya pertemuan budaya dari luar.
Pemandian Umum
Kabupaten
Buleleng banyak terdapat pemandian-pemandian umum. Hingga kini masyarakat masih
memanfaatkannya sebagai sumber air ataupun juga memanfaatkan sebagai pemandian
untuk umum.
Museum Gedong Kirtya
Museum
Gedong Kirtya merupakan perpustakaan Lontar Pertama yang dibangun di Bali.
bangunannya sendiri dibangun bersama dengan Puri Kanginan setelah kekalahan
perang pada abad ke-19. Di Museum Gedong Kirtya banyak menyimpan benda-benda
bersejarah Buleleng serta Lontar-lontar peninggalan kerajaan Bali. Pengaruh
bangunannya sendiri banyak mengadopsi arsitektur Belanda.
Pura Desa Bale Agung Buleleng dan Pura
Dalem Buleleng
Pura
Desa Bale Agung Buleleng dan Pura Dalem Buleleng merupakan bagian dari Pura
Pura Tri Kahyangan yang berlokasi di area "Catus Pata" dekat dengan
Peken Buleleng. Dalam filosofi Hindu setiap desa umumnya memiliki tiga pura
utama sebagai tempat penyembahan dari perwujudan kuasa Tuhan yang disebut Pura
Tri Kahyangan. Ketiga pura itu adalah Pura Desa sebagai tempat untuk pemujaan
Dewa Brahma (Sang Pencipta), Pura Puseh sebagai tempat untuk pemujaan Dewa
Wisnu (Sang Pemelihara), dan Pura Dalem sebagai tempat untuk pemujaan Dewa Siwa
(Sang Pelebur).
Di
Pura Desa Buleleng, kita akan lebih banyak mengekplorasi arsitektur Khas
Buleleng. Dimana tidak dapat kita temukan di Bali Selatan. Serta mempelajari
mengenai tata aturan adat yang tertuang didalam arsitektur tradisionalnya.
Air Terjun Aling – Aling di Desa
Sambangan
Berdasarkan
komentar di Trip Advisor, Air terjun ini sangat menarik. Air terjun ini terdiri
dari tujuh air terjun yang berbeda, dimana dapat dicapai dengan jalan kaki. Air
terjun Aling-Aling atau Sambangan ini berada di Wilayah desa Sambangan,
Sukasada, Buleleng.
No comments:
Post a Comment