[scroll down for english version]
Architects Under Big 3 #19 I Putu Adi Widiantara
“Hitam
Putih”
Sebuah
perjalanan mencari makna terang dan gelap, serta mereka kembali arti
sesungguhnya bahwa “arsitektur”
itu mahluk sejenis apa..........
Mengapa
kita bisa menyebut hari dengan pagi, siang, sore dan malam? Bukankah dengan
melihat cahaya kita bisa menyebut waktu-waktu tersebut, bukankah dengan
perubahan arah bayangannya kita bisa menandai hari tanpa melihat
arloji?
Dalam
arsitektur-pun, cahaya dan bayangan memiliki peran yang sangat penting. Karena
itulah arsitek selalu memodifikasi bentuk dan arah bukaan dengan memodifikasi
cahaya kualitas ruang agar sesuai dengan mood yang diinginkan. Mulai
dari bulat, segitiga, kotak, pipih, lebar, tinggi, hingga tak beraturan. Cahaya
menjadi satu elemen yang bisa mempengaruhi segalanya; kualitas permukaan akan
terlihat tanpa menyentuhnya, bayangan yang bisa menguasai psikologis kita, rasa
ruang yang berbeda ketika kita mempermainkan arah bukaan dan titik penerangan...
Salam,
Adi
Wiwid
Tentang
I Putu Adi Widiantara :
I
Putu Adi Widiantara, akrab dipanggil Adi Wiwid. Lahir 24 tahun silam dan
menempuh studi arsitekturnya di Jurusan Arsitektur Universitas Udayana. Selepas
masa studinya, ia sempat bergabung dengan sebuah biro arsitek di Bali, Bale
Legend. Pada tahun 2010 Adi Wiwid mendapatkan penghargaan sebagai 20th Young Asian Artist
versi Imagine FX Magazine. Saat ini ia berarsitektur di Jakarta bersama tim
di Andramatin Architects.
Tentang
Architects Under Big 3:
diselenggarakan pada hari Jumat pertama tiap bulan yang dibawakan oleh arsitek muda usia dibawah 30 tahun. Dalam kegiatan ini arsitek muda diberi kesempatan untuk mempresentasikan karya arsitektur beserta pemikiran mereka pada publik melalui presentasi non formal yang diteruskan dengan diskusi santai. Bertempat di Danes Art Veranda, peserta diberi kebebasan untuk memilih ruangnya sendiri -di halaman, dek, rooftop, galeri- dimanapun tempat dimana mereka rasa paling nyaman untuk berbagi cerita dengan pendengarnya. Melalui pendekatan ini, arsitek muda beserta ide dan karya arsitekturnya berkesempatan untuk mendapatkan ruang berkomunikasi dengan khalayak yang lebih luas, baik khalayak awam arsitektur maupun khalayak arsitektur.
[English
Version]
Architects
Under Big 3 #19 I Putu Adi Widiantara
“Black
and White”
A journey to find the meaning
of light and dark and to find what kind of thing
“architecture”
is....
Why
do we name the day by morning, noon, afternoon, and night? We do can recognize
time just by looking at the light, and by the shadow movement we can mark the
day without looking at the watch.
In
architecture, light and shadow have a significant role. Because of that, the
architects always modify the shape and direction of the opening by modifies the
quality of light in a space to fit the desired mood from round, triangle,
rectangle, thin, wide, tall, until irregular shapes. Light has become one of the
elements that can influence everything; the quality of the surface will be able
to be seen without even touching it, shadow can control our psychology,
different ambiance from a space when we play the direction of the opening and
point of the lighting...
Regards,
Adi
Wiwid
About
I Putu Adi Widiantara :
I
Putu Adi Widiantara, known as Adi Wiwid, was born 24 years ago and had learned
architecture at Udayana University. After graduated, he joined with one of
architecture firm in Bali, Bale Legend. In 2010, Adi Wiwid, got an achievement
as 20th Young Asian Artist from Imagine FX Magazine. Now, he’s doing
architecture with Andramatin Architects team.
About Architects Under Big
3:
Architects Under Big 3 (AUB3)
is an architectural presentation and discussion held on the first Friday of each
month, and dedicated to young architects under 30 years of age. In this activity
the young architect is given the opportunity to present their thoughts and works
of architecture to the public through non-formal presentation, followed by an
informal discussion. Located at Danes Art Veranda, the young architect is
given freedom to choose their own space-in the yard, dining room, rooftop,
gallery; wherever the place where they feel most comfortable to share their
stories with the audience. Through this approach, the young architect and their
ideas and works of architecture get the opportunity and space to communicate
with a wider audience: both general audience and audiences from the field of
architecture.
No comments:
Post a Comment