[Scroll down for english version]
Architects Under Big 3 #50 Lintang Rembulan
"Membangun Bersama-sama"
Perjalanan mengenal arsitektur dari
desa dan kampung pinggir sungai
Membangun bersama-sama antar manusia juga manusia dengan alam adalah
hal yang sewajarnya kita lakukan. Bangsa Indonesia tumbuh dari kebersamaan dan
gotong royong serta dengan pengertian yang utuh bahwa manusia harus hidup
berdampingan dengan alam. Kehidupan budaya -termasuk arsitektur- tergusur
kepentingan kapitalisme global. Sudah barang tentu pihak yang terlemah -alam
lingkungan- adalah yang paling menderita.
Terinspirasi perjalanan saya dari rumah belajar di desa dan pinggir
sungai, saya ingin mengajak berdiskusi
dan mendengar sejernih-jernihnya panggilan karya kita, bagaimana menjadi
arsitek dengan huruf a-kecil dan menjadi pembangun yang bijak.
Salam,
Lintang
Salam,
Lintang
Tentang Lintang :
Lintang Rembulan atau yang biasa dipanggil Lintang, lahir pada 7
Agustus 1991 di Surakarta. Menyelesaikan studi arsitekturnya di Teknik
Arsitektur Universitas Sebelas Maret Surakarta pada tahun 2013. Perjalanan Lintang
mengenal arsitektur 'bersama-sama' berawal
dengan bergabung sebagai pesanggrah dalam program residensi yang diadakan Rujak
Center for Urban Studies di Bumi Pemuda Rahayu, Dusun Munduk, Imogiri , lalu dilanjutkan membangun bersama Arkom (Arsitek Komunitas) dan
warga pinggir Sungai Gajahwong Yogya ,hingga akhirnya bersauh di Rumah
Intaran di Desa Bengkala, pembelajaran menghidupi arsitektur dari sisi
kemanusiaan dan alam dari rumah-rumah belajar ini membuat Lintang sampai pada
kesimpulan, membangun bersama-sama antar manusia juga manusia dengan alam
adalah hal yang sewajarnya kita lakukan. Bangsa Indonesia tumbuh dari
kebersamaan dan gotong royong serta dengan pengertian yang utuh bahwa manusia
harus hidup berdampingan dengan alam.
[English
Version]
Architects Under Big 3 #50 Lintang Rembulan
"Membangun Bersama-sama"
"Membangun Bersama-sama"
Perjalanan mengenal arsitektur dari
desa dan kampung pinggir sungai
Build together between people are also human
beings with nature is something we do naturally. Indonesian nation grows from
togetherness and mutual support as well as with the full understanding that
humans must coexist with nature. Cultural life-including architecture-displaced
interests of global capitalism. Of course, the weakest-natural environment-are
the most affected.
Inspired by my trip from home studying in the
village and the river bank, I would like to invite discussion and hear
clear-crystal clear call for our work, how to be an architect with small letter
‘a’ and become a wise builders.
Regards,
Lintang
About Lintang :
Lintang Rembulan
or Lintang, was born on August 7, 1991 in Surakarta. Completing architectural
studies at the Sebelas Maret University, Surakarta in 2013. Lintang's journey learning about architecture 'together' started
by joining the residency program as pesanggrah held by Rojak Center for Urban
Studies at Youth Earth Rahayu, Hamlet Munduk, Imogiri, followed build with
ARKOM (Community Architects) and riverbank residents Gajahwong Yogya, until
finally anchored to the Intaran house in the Bengkala Village, learning so diligently to support the
architecture of the human and nature from the learning houses make Lintang came
across to the conclusion, build together between human beings also human beings
with nature is something we do naturally . Indonesian nation grows from
togetherness and mutual support as well as with the full understanding that
humans must coexist with nature.
No comments:
Post a Comment