Monday, December 6, 2010

Post Event Release Architects Under Big 3 #8 I Putu Adhi Prihandana

Presenter Architects Under Big 3, Erika Dyah membuka perkenalan dengan Putu Adhi 
Tidak seperti biasanya, Architects Under Big 3 #8 diadakan pada hari Sabtu, turut serta bergabung bersama dengan insan dan komunitas kreatif Bali lainnya dalam perhelatan Bali Creative Festival.

Sore itu, presenter Architects Under Big 3 #8 I Putu Adhi Prihandana bercerita mengenai perjalanannya ke Belgia dengan kasual. Putu Adhi membuka ceritanya dengan menjelaskan keadaan Belgia secara umum, mulai dari posisi geografis, hal-hal yang khas seperti kentang & patung mannekepis yang melegenda , masyarakatnya yang sebagian besar menggunakan sepeda sebagai alat transportasinya, juga tentang sistem kanal pada kota.

Putu Adhi dalam presentasinya di Architects Under Big 3
Memasuki bagian arsitektur, Putu Adhi menjelaskan, gaya klasik khas Eropa sangat mendominasi perwajahan Belgia. Deretan bangunan tua, masih dapat mempertahankan fasad seperti aslinya, karena terikat oleh peraturan yang kuat.

Istimewanya di Belgia, terdapat Park Paradiso, dimana disana terdapat 6Ha area untuk Indonesia, termasuk di dalamnya Bali yang menjadi perhatian audien malam itu. Di tempat itu terdapat pura yang selain sebagai salah satu objek wisata, juga digunakan sebagaimana fungsinya sebagai tempat ibadah umat Hindu.

Putu Adhi merasa sangat mendapatkan banyak hal dari pengalaman menilik negara ini, dan semakin membuka mata karena kita bisa belajar dari apa dan mana saja, inspirasi dapat didapat selain dari yang dialami sehari-hari, tapi sangat perlu untuk melihat hal hal diluar itu, hal hal yang baru.

Forum diskusi, nampak Nang Oman dari IAI Bali (no. 2 dari kanan) antusias bertanya
Pada sesi diskusi, salah satu audiens menanyakan mengenai perbandingan berarsitektur ala Indonesia dan Belgia. Menurut Putu Adhi, sistemasi keprofesionalan di Belgia lebih ketat, dimana seorang arsitek harus melalui tahapan-tahapan tertentu untuk dapat menjadi seorang arsitek mandiri (independen). Dalam berarsitekturnya, arsitek Belgia sangat menaruh perhatian khusus pada detail dan sangat mengikuti perkembangan teknologi yang diaplikasikan pada desain fisik arsitektur.

Keberadaan bangunan-bangunan tua yang dipertahankan di belgia juga memancing pertanyaan audiens untuk bertanya mengenai penanganannya. Putu Adhi berkata “Idealnya, dibutuhkan peran pemerintah yang sangat kuat.” Ditambahkan Putu Adhi, harus didukung pula oleh peran serta masyarakat, baik pemilik atau masyarakat umum lainnya dalam mempertahankan kondisi fisik, dan pelestariannya, serta pemahaman yang cukup mengenai nilai historis bangunan atau kawasan itu sendiri.


Proses pertukaran budaya, terutama dari negara yang notabene lebih maju, berbeda iklim, dan budaya sangatlah menginspirasi. Dalam hal sistem, juga sebagai cerminan bangsa sendiri. Bahwa, Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan budaya, dan mari kita berbangga akan itu.

No comments:

Post a Comment