Sunday, November 4, 2012

Post Event Release: Architects Under Big 3 #31 I Ketut Dirgantara


“Arsitek, Si Tukang Pencari Masalah…”

Dirga, Presenter AUB3 #31

Di malam yang panas ini, AUB3 edisi ke-31 menghadirkan seorang arsitek muda dari Ubud hobinya mencari masalah, Dirga. Bagi Dirga, masalah adalah sebuah awalan bagi seorang arsitek sebelum mulai merancang. Mengapa? Karena hal itu akan kembali ke konsep. Konsep merupakan ‘alat’ yang berfungsi untuk memecahkan masalah. Ketika permasalahan sudah ditemukan, maka rancangan akan berorientasi untuk memecahkan masalah tersebut melalui ide – ide kreatif (yang nantinya akan disebut sebagai ‘konsep’).  

Dirga berbagi pengalamannya dalam penerapan suatu konsep dalam perancangan arsitektur melalui 3 objek, yaitu: sayembara, proyek nyata dan tugas kuliah. Dirga bercerita tentang 2 sayembara yang diikutinya. Pertama adalah sayembara Local Green Architecture in Urban Space yang meraih juara pertama. Konsep desain yang dipilih adalah “aero open house” berdasarkan 3 rumusan masalah utama, yaitu: sirkulasi udara, peresapan air dan ruang terbuka hijau. Sayembara kedua adalah Penataan Kompleks HKBP Sudirman Medan dan berhasil meraih juara kedua. Konsep desainnya adalah “rumah Tuhan”.

Dirga kemudian melanjutkan ceritanya tentang proyek yang pernah dilakukannya. Proyek pertama adalah Pandawa Villas yang merupakan proyek pertama Dirga setelah lulus S1. Pandawa Villas ini pernah dipublikasikan dalam beberapa majalah, salah satunya “Indonesia Design”. Permasalahan utama dalam proyek ini adalah permintaan klien untuk memadukan arsitektur Bali dan India, yang akhirnya oleh Dirga dipecahkan dengan konsep “Pandawa”. Proyek kedua adalah Masterplan Kawasan Wenarawana Monkey Forest Ubud, dimana masalahnya adalah menata eksisting dengan konsep Tri Mandala. Selain itu, Dirga juga menjelaskan 2 proyek tugas kuliahnya, yaitu Multi Mix Used Development: Penataan Kawasan Palaguna Bandung dan Perancangan Pusat Pertunjukan Kesenian Ubud dengan Konsep Genius Loci.  

Menutup ceritanya, Dirga berkata bahwa dari ketiga proses, yaitu: pencarian masalah, konsep dan perancangan, pada proses pencarian masalah dibutuhkan waktu yang lama karena cara kita memandang masalah bisa menentukan konsep yang berbeda pula. Dirga juga menyimpulkan perbedaan dari ketiga objek tersebut dalam proses penjabaran masalah, konsep dan rancangan. Pada sayembara, proses penjabaran masalah, konsep dan rancangan sesuai dengan keinginan arsitek karena jarang (atau tidak ada) interaksi antara arsitek dengan klien (proses interaksi kurang nyata). Pada proyek, ketiga proses itu dapat dipengaruhi oleh klien sehingga proses interaksi yang dirasakan itu nyata. Sedangkan pada tugas kuliah, ketiga proses itu berjalan benar atau dipantau oleh ahli, klien hanya perumpamaan yang biasanya mengacu pada bimbingan dosen sehingga proses interaksi kurang nyata.

Audiens pada AUB3 #31
Acara pun dilanjutkan dengan sesi diskusi. Errik sebagai perespon pertama, tertarik dengan sayembara Gereja HKBP dengan konsep terbukanya. Errik mengambil pikiran Romo Mangun tentang konsep rumah ibadah yang sesuai di Indonesia, karena dia melihat bahwa bentuk gereja kebanyakan sangat tertutup. Seperti pada karya Dirga, bahwa konsep terbuka hanya diterapkan pada kaca atau bukaannya saja dan selebihnya tertutup. 

Penanya kedua adalah Andri yang bertanya apakah budget itu termasuk dalam masalah desain. Dirga menanggapi bahwa budget merupakan masalah sekunder yang bisa dipecahkan dengan desain. Sebenarnya budget itu bukan masalah yang harus diangkat tetapi menjadi sebuah keharusan dalam desain. Selain itu, Andri juga ikut menanggapi pendapat Errik tentang sayembara gereja. Menurut Andri, kita sebagai arsitek berusaha menemukan desain yang terbaik, walaupun itu mungkin belum tentu benar bagi orang lain. Dirga juga ikut menanggapi bahwa rumah Tuhan itu pasti berfilosofi Tuhan, dan Tuhan itu tergantung kepercayaan setiap individu. Jadi, setiap kepercayaan memiliki aplikasinya sendiri dalam rumah ibadahnya dan tidak semuanya bisa diaplikasikan dalam rumah ibadah agama lain.

Para Penanya: Errik dan Andri

Menutup AUB3 edisi ke-31 ini, Dirga berbagi tips untuk memilah masalah – masalah yang ditemukan menjadi isu – isu pokok dan faktor apa saja yang mempengaruhinya. Hal itu tergantung bagaimana pendekatannya sehingga muncul batasan masalah. Masalah – masalah yang diangkat itu tergantung dari cara pandang arsiteknya. Menurut Dirga, masalah yang kuat adalah masalah yag kuat logikanya sehingga masalah itu dapat dipecahkan dengan desain. Karena bagi Dirga, konsep rancangan dapat dinilai dari bagaimana arsitek menyikapi suatu permasalahan dengan karakter dan gayanya sendiri.



No comments:

Post a Comment