Sunday, February 3, 2013

Post Event Release: Architects Under Big 3 #34 Urban Sketchers Bali


"See The World, One Drawing at a Time"

Achmad & Arief, Presenter AUB3 #34

Pada AUB3 edisi ke-34 ini, menghadirkan sebuah komunitas yang baru terbentuk di Bali pada 10 November 2012, Urban Sketchers Bali. Sebagai perwakilan dari USkB ini, Achmad dan Arief menjelaskan bagaimana awal terbentuknya Urban Sketchers. Urban Sketchers adalah hasil buah pemikiran Gabriel Campanario yang melihat banyak orang berbagi hasil sketsa secara online. Akhirnya Campanario memutuskan untuk membuat sebuah grup flickr sebagai area pameran. Pada 6 Desember 2009, akhirnya Campanario mendirikan organisasi non profit Urban Sketchers.

Urban Sketchers merupakan sebuah komunitas sketsa yang menjadi tempat untuk berkumpul, menyalurkan hobi, dan bertukar ilmu. Komunitas ini berusaha menghubungkan banyak orang di seluruh dunia lewat sketsa dimana mereka tinggal maupun perjalanan mereka. Ada 8 pokok manifesto Urban Sketchers: mensketsa langsung di tempat, sketsa yang bercerita, sketsa yang dapat merekam waktu dan tempat, jujur, menggunakan berbagai macam media, saling mendukung dan berbagi ilmu, membagikan sketsa karyanya melalui media online, menunjukkan kepada dunia “one drawing at a time”. Komunitas Urban Sketchers ini telah ada di berbagai negara lainnya. Di Indonesia sendiri, Urban Sketchers ada di Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Semarang dan tentu saja Bali.

Audiens AUB3 #34

Kedua presenter ini pun menjelaskan tentang Urban Sketchers Bali. USkB ini pada awalnya terbentuk karena ada sekelompok orang yang tertarik untuk belajar cat air bersama di rumah Mas Rudi AO. Berawal dari sinilah, tercetus ide untuk mensketsa bersama. Apalagi, komunitas semacam ini sudah ada terlebih dulu di Singapura dan kawasan Eropa lainnya. Arief pun melanjutkan penjelasannya tentang perlengkapan yang harus dimiliki sebagai seorang Urban Sketchers. Ada set cat air dan kuasnya, pensil, tinta dan tentu saja buku sketsa.

Aktivitas dari USkB ini ada workshop (1x dalam sebulan), outdoor live sketch (3x dalam sebulan) dan outing (1x dalam 2 bulan). Workshop pertama mengenalkan tentang cat air dan bagaimana menggunakannya, kemudian ada workshop street furniture dan kemudian workshop yang terakhir adalah human figure. Outdoor live sketch sendiri sudah dilakukan di beberapa lokasi, seperti: jalan Legian, renon, pelabuhan Benoa. Arief juga menjelaskan ada tantangan tersendiri juga jika mensketsa secara langsung, yaitu: cuaca yang tidak menentu, dimanapun dan kapanpun saja walaupun posisi tidak nyaman dan yang paling menyebalkan adalah objek sketsa yang tiba – tiba menghilang. Walaupun banyak tantangan, banyak manfaat yang didapatkan dalam mengikuti USkB. Achmad dan Arief pun menjelaskan bahwa nantinya diharapkan dapat melakukan pameran, menghasilkan buku, promosi tentang blog dan tentu saja blog.

Acara pun dilanjutkan ke live sketch oleh Pak Erik. Dalam waktu yg cukup singkat, Pak Erik membuat sketsa cepat di salah satu spot. Selanjutnya, Pak Erik menjelaskan bahwa sketsa yang ia buat ini sudah dapat menangkap suasana di spot tersebut. Walaupun dalam posisi yang tidak enak, dia berhasil membuat sketsanya. Setelah itu, anggota USkB yang lain berbagi hasil sketsa mereka.

Live Sketch oleh Pak Erik
Suasana Pameran Sketsa Urban Sketchers Bali


1 comment: