Monday, June 2, 2014

Architects Under Big 3 #50 Lintang Rembulan





[Scroll down for english version]

Architects Under Big 3 #50 Lintang Rembulan
"Membangun Bersama-sama"
Perjalanan mengenal arsitektur dari desa dan kampung pinggir sungai

Membangun bersama-sama antar manusia juga manusia dengan alam adalah hal yang sewajarnya kita lakukan. Bangsa Indonesia tumbuh dari kebersamaan dan gotong royong serta dengan pengertian yang utuh bahwa manusia harus hidup berdampingan dengan alam. Kehidupan budaya -termasuk arsitektur- tergusur kepentingan kapitalisme global. Sudah barang tentu pihak yang terlemah -alam lingkungan- adalah yang paling menderita.
Terinspirasi perjalanan saya  dari rumah belajar di desa dan pinggir sungai, saya ingin mengajak berdiskusi dan mendengar sejernih-jernihnya panggilan karya kita, bagaimana menjadi arsitek dengan huruf a-kecil dan menjadi pembangun yang bijak.

 

Salam, 
Lintang 
Tentang Lintang :
Lintang Rembulan atau yang biasa dipanggil Lintang, lahir pada 7 Agustus 1991 di Surakarta. Menyelesaikan studi arsitekturnya di Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret Surakarta pada tahun 2013. Perjalanan Lintang mengenal  arsitektur 'bersama-sama' berawal dengan bergabung sebagai pesanggrah dalam program residensi yang diadakan Rujak Center for Urban Studies di Bumi Pemuda Rahayu, Dusun Munduk, Imogiri , lalu dilanjutkan membangun  bersama Arkom (Arsitek Komunitas)  dan warga pinggir Sungai Gajahwong Yogya ,hingga akhirnya bersauh di Rumah Intaran di Desa Bengkala, pembelajaran menghidupi arsitektur dari sisi kemanusiaan dan alam dari rumah-rumah belajar ini membuat Lintang sampai pada kesimpulan, membangun bersama-sama antar manusia juga manusia dengan alam adalah hal yang sewajarnya kita lakukan. Bangsa Indonesia tumbuh dari kebersamaan dan gotong royong serta dengan pengertian yang utuh bahwa manusia harus hidup berdampingan dengan alam.

[English Version]

Architects Under Big 3 #50 Lintang Rembulan
"Membangun Bersama-sama"
Perjalanan mengenal arsitektur dari desa dan kampung pinggir sungai

Build together between people are also human beings with nature is something we do naturally. Indonesian nation grows from togetherness and mutual support as well as with the full understanding that humans must coexist with nature. Cultural life-including architecture-displaced interests of global capitalism. Of course, the weakest-natural environment-are the most affected.

Inspired by my trip from home studying in the village and the river bank, I would like to invite discussion and hear clear-crystal clear call for our work, how to be an architect with small letter  ‘a’ and become a wise builders.

Regards,
Lintang

About Lintang :
Lintang Rembulan or Lintang, was born on August 7, 1991 in Surakarta. Completing architectural studies at the Sebelas Maret University, Surakarta in 2013.  Lintang's journey  learning about architecture 'together' started by joining the residency program as pesanggrah held by Rojak Center for Urban Studies at Youth Earth Rahayu, Hamlet Munduk, Imogiri, followed build with ARKOM (Community Architects) and riverbank residents Gajahwong Yogya, until finally anchored to the Intaran house in the Bengkala Village,  learning so diligently to support the architecture of the human and nature from the learning houses make Lintang came across to the conclusion, build together between human beings also human beings with nature is something we do naturally . Indonesian nation grows from togetherness and mutual support as well as with the full understanding that humans must coexist with nature.

No comments:

Post a Comment