(scroll down for english version)
Architects Under Big
3 #65 Muhammad
Egha
"Learn To
Combine - Corporate Bussiness with Idealism Architect"
Mimpi menjadi seorang Arsitek Idealis dan Pengusaha
Korporasi. Hal ini yang menjadi dasar dan mimpi
besar saya untuk menjadi arsitek dan entrepreneur.
Berasal dari sebuah pertanyaan kecil, why
the most creative architects always not very good at bussiness, begitu juga
sebaliknya. Bussiness yang saya
maksud disini adalah bisnis korporasi dengan big manajemen and workers
didalamnya. Istilah mudahnya saya selalu membayangkan apa jadinya apabila orang
pro dalam korporasi bisnis (ex: James Riady-Lippo, Tomy Winata-AG) dapat menjadi satu
dengan orang yang pro dalam idealism
architect (ex: Andra Matin,
Budiman Hendro-DCM, or maybe
Sir
Popo Danes)? Or Zaha Hadid combine with Bill
Gates? Of course he/she can create a small Dubai at indonesia.
Pikiran itulah yang menjadi dasar kenapa saya bergerak di jalur corporate-idealism, dimana kreatifitas selalu bertentangan dengan omset bisnis. Khususnya bagi arsitek muda lainnya yang tentunya minim koneksi, pengalaman, kemampuan teknis, dan keahlian berdiplomasi di industri yang umumnya diisi generasi 40+ ini. Presentasi ini menceritakan tentang perjalanan panjang hidup saya dalam mencapai mimpi tersebut. Perjalanan yang tentunya sangat sulit, dan selalu dipenuhi kegagalan dan tindakan mengambil keputusan yang penuh resiko. Hal-hal menyakitkan itulah yang membimbing dan membentuk saya hingga dapat mendirikan perusahaan arsitek dan konstruksi sendiri dengan beberapa pencapaian bisnis dan idealis. Tentunya perjalanan yang panjang ini mau tidak mau membuat saya harus selalu berteman dengan kegagalan itu sendiri.
Pikiran itulah yang menjadi dasar kenapa saya bergerak di jalur corporate-idealism, dimana kreatifitas selalu bertentangan dengan omset bisnis. Khususnya bagi arsitek muda lainnya yang tentunya minim koneksi, pengalaman, kemampuan teknis, dan keahlian berdiplomasi di industri yang umumnya diisi generasi 40+ ini. Presentasi ini menceritakan tentang perjalanan panjang hidup saya dalam mencapai mimpi tersebut. Perjalanan yang tentunya sangat sulit, dan selalu dipenuhi kegagalan dan tindakan mengambil keputusan yang penuh resiko. Hal-hal menyakitkan itulah yang membimbing dan membentuk saya hingga dapat mendirikan perusahaan arsitek dan konstruksi sendiri dengan beberapa pencapaian bisnis dan idealis. Tentunya perjalanan yang panjang ini mau tidak mau membuat saya harus selalu berteman dengan kegagalan itu sendiri.
Salam,
Muhammad Egha
CEO Delution Architect & Conclution Construction
Tentang
Egha
:
Muhammad
Egha lahir di Jakarta, 7 Desember 1990 adalah seorang Arsitek lulusan
Universitas Bina Nusantara tahun 2012. Sejak di bangku kuliah, Egha aktif dalam
organisasi kemahasiswaan yang mengantarkan Egha menjadi orang nomor satu dalam
Organisasi tersebut pada periode 2010-2011 sebagai Ketua Himpunan. Di masa pasca
kelulusannya, Egha mulai menyukai dunia wirausaha. Hal itu membuat Egha melakukan langkah
strategis penuh resiko pada masa pasca kelulusannya, seperti berbisnis
kuliner, mengerjakan beberapa proyek sebagai arsitek, berbisnis kontraktor
independen, serta sempat terjerumus bisnis MLM. Asam garam dunia bisnis dan
profesionalitas serta kegagalan demi kegagalan selalu menjadi pengiring hidup Egha saat itu, seperti dihina saat kunjungan proyek,
kegagalan dalam penerapan teknis arsitektur, dijauhi teman karena bisnis MLM,
serta kerugian akibat menjadi Kontraktor yang jumlahnya hingga puluhan juta
rupiah.
Namun
kepahitan demi kepahitan tersebut berbuah manis, beberapa karya arsitektur Egha yang terbangun
mampu menarik perhatian beberapa media cetak hingga televisi nasional. Kegagalan
bisnis kontraktorpun membuat Egha
bisa membangun suatu perusahaan kontraktor sendiri. Dan dari bisnis
MLM-lah Egha bertemu dengan
seorang klien yang hingga saat ini menjadi kontributor omset perusahaan
terbesar bernilai milyaran rupiah, dimana ternyata beliau adalah CEO regional
dari salah satu perusahaan advertising
no 3 terbaik di dunia versi Forbes.
Pada Tahun
2013 Egha mendirikan perusahaan pertamanya bersama kedua partnernya yaitu Hezby
Ryandi (23),
Sunjaya Askaria (22) dan menjadi CEO diperusahaan tersebut dengan nama Branding Delution Architect. Dimana
suatu perusahaan yang bergerak di bidang perencanaan hingga ke kontruksi.
Bermodal uang sebesar 30jt rupiah
Egha dan partnernya berkantor di suatu kamar kos-kosan 3x3 meter dekat kampus Universitas
Binus. Pada tahun 2014 Fahmy Desrizal (23) ikut bergabung sebagai partner dan membantu
mengembangkan Delution. Delution terus berkembang hingga sekarang dengan jumlah
karyawan tetap sebanyak 14 orang, dengan total kontrak kerja menembus 10
milyar rupiah di usia genap 1,5 tahun beroperasi. Salah satu proyek
kami juga menarik di mata media cetak internasional khususnya Korea dan China, hingga media online yang diterjemahkan ke lebih dari
7 bahasa Internasional.
Hal tersebut mengantarkan kami menjadi salah satu Pemenang Special
Mention German
Design Award 2016, dengan kategory
Interior design yang diadakan oleh German
Design Council.
[English
Version]
Architects Under Big
3 #65 Muhammad
Egha
"Learn To
Combine - Corporate Bussiness with Idealism Architect"
A dream to be an Idealistic Architect and a Corporate
Entrepreneur. My foundation to pursue my dream to be
an architect and entrepreneur is
always a single question; Why most creative architects are always not very good
at being a businessman and vice versa. What I mean about business is how an
architect develops himself commercially and how he builds and manages a company
under his name. I imagined how strategic it would be to fuse a person with a
strong business sense (e.g. James Riady - Lippo, Tomy Winata - AG) with an architect
with a strong idealistic mindset (e.g. Andra Matin,
Budiman Hendro - DCM
or Sir Popo Danes). Imagine Zaha Hadid combined with Bill Gates. They
might even create a small Dubai in Indonesia. This question serves as my
foundation to follow corporate-idealism approach where creativity always goes
against business profit which is especially true in the minds of other young
architects who often lack connections, experiences, technical ability and
diplomacy in an industry dominated by their older counterparts. This
presentation is about my life long journey in achieving those dreams. The
journey was difficult, filled with failure and countless risk taking decisions.
This challenging path molded me into an individual who is able to establish an
architecture firm and construction company until now with some bussiness and
idealim achievement. Surely this long journey is inevitably made me have always been friendswith the failure itself.
Regards,
Muhammad Egha
CEO Delution Architect & Conclution Construction
About Egha:
Muhammad Egha (24) was born in Jakarta, 7 December
1990. He graduated from Bina Nusantara University in 2012, holding a Bachelor’s
Degree in Architecture. During his studies, he actively participated in Binus
University Architecture Student Organization in which he served as the
President of the Organization in 2010-2011. After graduation, he fell in love
with the entrepreneurial world and purposefully decided to take the plunge into
various businesses ranging from culinary business, taking architectural
projects, doing construction business as
independent contractor, even fall to a Multi Level Marketing business. Many of
his first businesses failed along with his encounter with many major obstacles
that he needed to face as a young entrepreneur. He ever insulted on the project
site, failed for architecture technical implementation, abandoned by some
friend because of MLM bussiness, and lost tens of millions Rupiah in his construction
businesses.
Despite
hardship, he ventured. His struggle and perseverance led him to the better days
when his architectural works started to gain nationwide recognition in printed
media and television. He also managed to see the silver lining of his bitter
journey as an entrepreneur. His failure in construction business spurred him to
finally set up his own construction company. His connections from the
Multi-Level Marketing business delivered him a potential client who happened to
be a Regional CEO of the world’s third best Advertising Company according to
Forbes. The client later on contributed billions of Rupiah worth of working
contract into his company.
Egha
established his first company, Branding Delution Architect in 2013 with his 2
partners, Hezby Ryandi (23) and
Sunjaya Askaria
(22) and subsequently holds the CEO position. The company dwells in planning
and construction industry. His first physical firm office was a mere 3x3
squaremeter boarding house located nearby Binus University and risked only 30
million Rupiah as its first capital. The last member of the firm’s founding
team was FahmyDesrizal (23) who joined in 2014. Delution is now a
steadily developing firm with 14 full time permanent employees and more than 10
billion Rupiah (720,000USD+) worth of contracts at the age 1,5 years operations.
One particularly interesting project was covered in international media in
Korea and China and the article was translated into 7 other international
languages. That things allowed us to clinch the Winner at German Design Award
2016 as Special Mention Award, a
international design award by German Design Council under Interior Design
Category.
No comments:
Post a Comment