Sunday, August 3, 2014

Post Event Release: Architects Under Big 3 #51 Anindita Normaria Samsul



Diskusi kali ini bersama Ninin di adakan di area garden Popo Danes Architect, Ninin membuka diskusi dengan memperkenalkan diri sebagai alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember tahun 2012 dan memberikan penjelasan bagaimana Ninin bersama rekannya memulai Bank Sampah, Bank Sampah Bina Mandiri bermula pada tahun 2010, Ninin bersama rekannya mendirikan Bank Sampah pada waktu mereka masih di bangku kuliah, Ninin menjelaskan inti dari kegiatan Bank Sampah adalah mengumpulkan sampah kering dan dikonversikan dalam rupiah dan uangnya disimpan dalam bentuk buku tabungan, kegiatan Bank Sampah dimulai dengan sosialisasi tentang nilai penting Bank Sampah kepada warga kampung yang ditargetkan dan pelatihan kerajinan, Ninin juga mengadakan pembinaan ke sekolah dan kampus. Saat ini Bank Sampah memiliki 13 orang karyawan, kelompok yg bergabung ada 120 titik, dan jumlah nasabah saat ini mencapai 300 orang, Bank Sampah Bina Mandiri yang Ninin bina berada di titik bratang lapangan dan beroperasi setiap hari dari  jam 8 pagi – 5 sore.

 
Hingga saat ini Bank Sampah untuk setiap bulan tonase nya mencapai 30 ton sampah kering, dan total transaksi mencapai 75 jt per bulan. Ninin menjelaskan dulu Ninin pada masa kuliah senang ikut kegiatan masyarakat di BEM, kegiatan yang Ninin ikuti adalah program kampung binaan, Ninin menemukan inspirasi dari nternet mengenai Bank Sampah di Jogja, dan diterapkan di program kampung binaan, latar belakang Ninin mnerapkan Bank Sampah adalah melihat dari kondisi lingkungan sekitar ITS, banyak sampah, dan banyak ibu ibu tidak ada pekerjaan. Menurut Ninin Bank Sampah dapat mengakomodasi kesuliatn mereka, serta dapat meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, dengan mereka mengumpulkan sampah yang mereka hasilkan sendiri, dan disetor ke Bank Sampah, lalu uangnya dapat disimpan dan dipergunakan sendiri dengan baik, selain lingkungan menjadi bersih, menurut Ninin masyarakat dapat manfaat ekonomis dari sampah dan lebih sejahtera. 

Menurut Ninin, untuk mengurangi sampah, langkah pertama adalah mereduksi penggunaan sampah, seperti membawa tas dan saputangan, sehingga mengurangi penggunaan tisu dan tas kresek, kalau tidak bisa mereduksi langkah selanjutnya dengan recycle, dan bila recycle tdk bisa, langkah terakhir adalah reuse, itu merupakan langkah terakhir karena ujung nya akan menjadi sampah lagi

Sisi arsitektural dari Bank Sampah menurut ninin ada pada Pengelolaan Limbahnya, pengolahan limbah yang terintegrasi, seperti pemisahan limbah cair, organik dan anorganik, agar pemukiman tidak hanya rapi dan estetis namun juga bersih dan mensejahterakan masyrakat nya, bila pemukiman sudah bersih, sedikit demi sedikit dapat meningkatan kualitas hidup orang yang bertempat tinggal, dan menurut Nini, tugas seorang Arsitek adalah dapat membuat tempat tinggal yang dapat mensejahterakan orang yang tinggal di rumah/ lingkungan tersebut. 

Secara umum sampah yang di kumpulkan oleh Bank Sampah Bina Mandiri ada beberapa jenis yakni  botol, kertas, beling, besi, aki, selang, kepingan CD, kardus, dan plastik. Setelah masyarakt menyerahkan sampah ke Bank Sampah, mereka akan mendapatkan buku tabungan yang berisi jumlah dari harga sampah yang mereka serahkan, menurut Ninin ada beberapa bentuk simpanan yakni simpanan lebaran, rekreasi, reguler dan pendidikan, untuk simpanan pendidikan hanya dapat diambil pada tahun ajaran baru, Ninin menjelaskan bahwa ini hanya efek ekonomi, hal yang paling mendasar adalah  semangat warga untuk memilah dari rumah tangga, dan mengumpulkan sampah agar lingkungan lebih baik dan bersih. Target Bank Sampah adalah mereduksi sampah anorganik 7-14 ton per minggu.



Pada Tahun 2014, Bank Sampah sudah masuk program kementrian, sehingga setiap tahun diadakan Rapat Kerja Nasional dari kementrian lingkungan hidup untuk mebahas tentang Bank Sampah. 

Diskusipun berlanjut ke  tahap tanya jawab, pertanyaan pertama datang dari Caroline, Caroline bertanya perihal keuntungan yang didapat oleh Bank Sampah berasal darimana dan digunakan untuk kegiatan apa saja oleh Bank Sampah. Ninin menjawab dengan penjelasan bahwa sampah yang Bank Sampah kumpulkan akan di jual kembali ke pabrik, keuntungan dari hasil penjualan sampah tersebut digunakan untuk gaji pegawai dan uang bensin. Ninin juga menjelaskan Bank Sampah ini adalah kegiatan Sociopreneurship, yakni kegiatan eneterpreneur dimana Ninin tetap berusaha mendapatkan keuntungan serta kegiatan sosial dimana nini memberikan reward dari mereka yang sudah konsisten memilah dan mengumpulkan sampah di Bank Sampah Bina Mandiri. 

Pertanyaan kedua datang dari Fani, Fani bertanya perihal spot spot di Surabaya untuk  bisa mengumpulkan sampah. Ninin menjelaskan dengan di Surabaya selatan terdapat di Bratang Lapangan, di area  rungkut terdapat di rusun pandugo penjaringan, SDN rungkut menanggal dan rungkut barata.

Pertanyaan ketiga datang dari Andre, Andre menanyakan perihal apakah selama Bank Sampah berdiri pernah menerima sampah dari bekas bangunan, material dan apakah pernah terpikir untuk membuat seperti Ridwan Kamil untuk mendirikan bangunan dr barang recycle. Ninin menjelaskan bahwa dulu Ninin pernah di ajak kerjasama dengan Mahasiswa Universitas Petra Surabaya, dari sampah gragal dan paving2 bekas, sistemnya, mereka menyuplai dari Bank Sampah Bina Mandiri, desain dari Petra. Ninin menjelaskan bila pihak Bank Sampah yang menghandle dari proses mengumpulkan hingga proses desain belum bisa untuk saat ini , dikarenakan masih kekurang sumber daya .

 

Pertanyaan keempat datang dari Tita, Tita menanyakan mengenai kesulitan yng paling berarti di hadapi Ninin selama mendirikan Bank Sampah. Ninin menjelaskan bahwa waktu pertama merintis Ninin bersama tim Bank Sampah dianggap kompetitor oleh para pengepul, Bank Sampah dianggap sebagai pengepul model baru, dan sering mendapat kiriman misteri, seperti botol yang berisi air seni, dan boneka voodo. Para pengepul tersebut berpikir Bank Sampah telah  mengambil nafkah mereka. Namun akhrnya Ninin bersama tim nya dapat mengatasi masalah tersebut dengan merangkul mereka  dan mendatangi markas mereka, mengadakan komnikasi supaya lebih damai, dan menjelaskan bila menyerahkan sampah ke Bank Sampah Bina Mandiri harganya lebih bersaing, Ninin menyadari mereka adalah kompetitor namun harus tetap rangkul. 

No comments:

Post a Comment