Bank Sampah Bina Mandiri
Arsitektur suatu wilayah permukiman dapat menunjukkan baik buruknya keadaan sosial, ekonomi dan budaya dari masyarakat yang bermukim di situ. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang misalnya banyak memiliki permukiman kelompok sosial kota terpinggirkan. Hasil studi menunjukkan, penyebab kesemrawutan tata ruang dan lingkungan kelompok sosial terpinggirkan adalah: kelompok masyarakat ini luput dari perencanaan dan sentuhan pembangunan fasilitas kota; kebanyakan kaum miskin ini bermata pencaharian dari sektor informal. ditunjang berbagai bentuk usaha/industri kecil di lahan sempit, sehingga padat fasilitas penunjang dan bercampur dengan limbah buangan industri mereka; mereka cenderung memilih tinggal di kawasan yang paling murah dan dekat dengan pusat kota, walau bertumpuk-tumpuk. Penyebab lainnya adalah budaya kemiskinan (culture of poverty).
Berdirinya Bank Sampah Bina Mandiri dipelopori oleh
Anindita Normaria Samsul dan M. Fendy Adhiastuty. Anindita yang akrab dipanggil
Ninin merupakan lulusan Arsitektur ITS angkatan 2007. Munculnya ide mendirikan
Bank Sampah bermula ketika Ninin aktif d kegiatan BEM (Badan Eksekutif
Mahasiswa) ITS sebagai kordinator program Kampung Binaan departemen Pengabdian
Masyarakat. Dalam Proses pencarian, Ninin menemukan konsep bank sampah Gemah
Ripah di Jogjakarta yg merupakan pelopor metode bank sampah di Indonesia.
Konsep sederhana diterapkan di program Kampung binaan yang berada d kawasan Keputih,
Surabaya dan memberikan respon yang positif, berdampak baik pada lingkungan
serta masyarakat. Lepas kepenguruan BEM, Ninin dan rekan bertekad mendirikan usaha
yang lebih formal yang menjangkau lebih banyak masyarakat yang diberi nama Bank
Sampah Bina Mandiri.
Arsitektur suatu wilayah permukiman dapat menunjukkan baik buruknya keadaan sosial, ekonomi dan budaya dari masyarakat yang bermukim di situ. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang misalnya banyak memiliki permukiman kelompok sosial kota terpinggirkan. Hasil studi menunjukkan, penyebab kesemrawutan tata ruang dan lingkungan kelompok sosial terpinggirkan adalah: kelompok masyarakat ini luput dari perencanaan dan sentuhan pembangunan fasilitas kota; kebanyakan kaum miskin ini bermata pencaharian dari sektor informal. ditunjang berbagai bentuk usaha/industri kecil di lahan sempit, sehingga padat fasilitas penunjang dan bercampur dengan limbah buangan industri mereka; mereka cenderung memilih tinggal di kawasan yang paling murah dan dekat dengan pusat kota, walau bertumpuk-tumpuk. Penyebab lainnya adalah budaya kemiskinan (culture of poverty).
Dengan metode bank sampah diharapkan dapat menggerakkan
masyarakat untuk mulai memilah sampah (organik-anorganik), mencintai lingkungan
sekitar dengan rutin mengumpulkan sampah, sedikit demi sedikit memperbaiki
ekonomi keluarga lewat menabung uang dari sampah, tercipta budaya gotong royong
mengikut sertakan seluruh elemen keluarga, kampung, dan wilayah sekitar, serta
turut aktif mengajak generasi muda untuk melakukan hal yang sama.
Tentang Ninin :
Anindita Normaria Samsul atau yang biasa dipanggil Ninin,
lahir pada 1 April 1989 di Surabaya. Menyelesaikan studi arsitekturnya di Institut
Teknologi Sepuluh Nopember pada tahun 2011. Pemikiran yang berkembang menjadi
latar belakang Ninin memulai Bank Sampah bermula dari kepedulian terhadap
banyaknya sampah yang berkembang di masyarakat tidak terolah dengan baik
sehingga menumpuk di TPA dan mencemari lingkungan. Pencemaran lingkungan
berdampak kualitas hidup yang buruk dan menimbulkan banyak penyakit. Selain
dari sisi lingkungan, Ninin juga tergerak akan kualitas kesejahteraan di
masyarakat yang kurang baik.
Tentang
Architects Under Big 3:
Architects Under Big 3 (AUB3) diselenggarakan pada Jumat
pertama tiap bulan yang dibawakan oleh arsitek muda berusia di bawah 30 tahun.
Dalam kegiatan ini, arsitek muda diberi kesempatan untuk mempresentasikan karya
arsitektur beserta pemikiran mereka pada publik melalui presentasi non formal
yang diteruskan dengan diskusi santai. Bertempat di Danes Art Veranda, peserta
diberi kebebasan untuk memilih ruangnya sendiri - di halaman, dek, roof top,
galeri - dimanapun tempat dimana mereka rasa paling nyaman untuk berbagi cerita
dengan pendengarnya. Melalui pendekatan ini, arsitek muda beserta ide dan karya
arsitekturnya berkesempatan untuk mendapatkan ruang berkomunikasi dengan
khalayak yang lebih luas, baik khalayak awam arsitektur maupun khalayak
arsitektur.
Nama
kegiatan : Architects Under
Big 3
Edisi : 51
Jenis
kegiatan : Presentasi dan
Diskusi
Pembicara : Anindita Normaria Samsul
Hari,
Tanggal : Jumat, 04 Juli 2014
Waktu : 19.00 - 21.00 WITA
Lokasi : Danes Art Veranda, Jl. Hayam Wuruk no. 159 Denpasar 80235
Bali, Indonesia
Telepon : +62-361-242659
Fax : +62-361-242588
Contact
Person : +62-81-999-4014-12 (Tita)
Issuu : Architects Under Big 3
Facebook : Architects Under Big 3
Twitter: @underbig3
No comments:
Post a Comment